Yohanais Uly Kale:  Pemerintah dan Gereja harus  Jalan Bersama dalam Pengembangan Jemaat

Wakil Bupati Sabu Raijua, Yohanis Uly Kale saat melakukan peletakan batu pertama, pembangunan Aula Sera Guna GMIT

Menia, Pelopor9.com – Pemerintah dan Gereja tidak boleh jalan sendiri-sendiri. Harus bersama dalam menjalankan amanah yang ditunaikan, karena fokus dan tujuannya untuk pengembangan jemaat.

 

Kesempatan yang ada, untuk kita berbuat sesuatu bagi kemuliaan Tuhan, dan Kerajaan surga. Jadi, bukan hanya sekedar di mimbar, tentu mimbar berbeda antara pemerintah, Pelayan dan masyarakat.

 

Hal ini, disampaikan wakil Bupati sabu Raijua, Yohanis Uly Kale dalam sambutannya, pada acara peletakan batu pertama pembangunan Aula Serba Guna GMIT, di Desa Eimau Kecamatan Sabu Tengah, Senin (25/10/21).

 

Dia meminta agar, tidak hanya berani dimimbar tetapi secara bersama menyatakan Iman untuk berbuat sesuatu bagi Kabupaten Sabu Raijua, karena Pemerintah dan Gereja dalah perpanjangan Tuhan di bumi. Dan dalam hal pembanguan tersebut, pemerintah tidak akan tutup mata.

 

“Pemerintah Sabu Raijua, tidak akan tutup mata terhadap pembangunan ini. Kami akan terus mendukung sampai tuntas. Sehingga pemanfaatannya, dapat dirasakan oleh jemaat dan masyarakat di Sabu Raijua, "ungkapnya dengan senyum bahagia.

 

Dalam melakukan sesuatu pekerjaan kata dia, maka perlu ada dukungan dan kerjasama dari semua pihak agar pekerjaan seberat apapun terasa ringan. Karena dalam sebuah pekerjaan harus saling bahu membahu untuk suatu tujuan yang mulia.

 

“Kehidupan di bumi, hanya sementara waktu yang dipercayakan Tuhan kepada manusia, sehingga perlu dimanfaatkan sebaik mungkin melalui pelayanan-pelayanan yang diembankan.” Kata pemimpin   milenial yang akrab di sapa Mahoro ini.  

 

Mahoro juga menghimbau, pembangunan Aula Serba Guna tersebut bukan semata-mata hanya untuk dedominasi atau organisasi tertentu saja,. Tetapi, merupakan suatu pembangunan yang dapat membanggakan masyarakat di kabupaten sabu Raijua.

 

Selain itu, wakil Bupati Sabu Raijua menyampaikan terkait badai siklon tropis Seroja yang melandai beberapa daerah di NTT beberapa bulan lalu dan salah satu daerah terdampak (Sabu Raijua), yang mengalami kerusakan fasilitas miliki warga, miliki pemerintah dan fasilitas peribadatan. Dalam kerusakan tersebut, hampir tiga belas (13) ribu rumah dengan kategori rusak berat hingga rusak ringan.

 

“Terkait dengan Seroja, masih dalam pergumulan yang cukup Panjang. Hampir 13 ribu rumah dengan kategori rusak berat hingga rusak ringan bahkan fasilitas peribadatan mengalami kerusakan bahkan ada yang rata tanah, "ujarnya".

 

Mahoro tak lupa berterima kasih kepada pemerintah provinsi (Pemprov) NTT yang telah menyumbangkan dana sebesar 2,5 M kepada panitia pelaksana pembangunan. Seerta bagi Sinode GMIT yang telah bersama pemerintah dalam menyalurkan bantuannya kepada masyarakat Sabu raijua yang terdampak Seroja.

 

Kita berterima kasih, kepada pemerintah provinsi yang telah memberikan dana sebesar 2, 5 miliar dan juga kepada Sinode GMIT r telah membantu masyarakat, Gereja dan pastori di kabupaten sabu Raijua yag terdampak Seroja, "ungkapnya.

 

Sementara Ketua Sinode, Pdt. Mery kolimon dalam kesempatan itu mengatakan bahwa yang paling penting adalah bersatu hati. Karena pembangunan Gedung Aula Serba Guna adalah pekerjaan Tuhan Yesus. Lakukan dengan cara Dia.

 

“Sesui dengan surat Nehemia bahwa jangan kedepankan ego. Ini bukan pestanya dirimu atau diriku, ini Tuhan Allah punya pesta. “Ini Pesta Iman, kita ingin jadikan sidang ini sebagai kesaksian iman tentng pekerjaan Tuhan di Sabu raijua”katanya.  (R-2/jom)