Ada Bendungan Rotiklot, Warga Fatuketi Bertekad Hentikan Rastra

Kepala Desa fatuketi, Markus Taus

Belu, Pelopor9.com – Kehadiran waduk Rotiklot di kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur, diharapkan akan berdapak bagi kesejateraan petani. Masyarakat sudah tidak khawatir bercocok tanam di musim kemarau.

 

Warga Desa Fatuketi Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu yang akan memanfaat Bendungan Rotiklot ingin menghentikan bantuan beras sejahtera (Rastra). Tekad itu dibangun pasca pembangunan Bendungan Rotiklot.

 

Demikian aspirasi masyarakat Desa Fatuketi disampaikan Kades, Markus Taus kepada wartawan di Atambua, Sabtu (13/7/19).

 

Dikatakan, keberadaan Bendungan Rotiklot sangat membantu masyarakat dalam mengatasi kesulitan air bersih. Warga Desa Fatuketi selalu mengalami kesulitan air bersih dan irigasi persawahan setiap tahun. Serta selalu terjadi kekeringan pada musim kemarau dan musim hujan, terjadi bencana banjir.

 

"Banjir di Kabupaten Belu ini hanya terjadi di Fatuketi,"tandas Kades Markus.

 

Lanjutnya, adanya Bendungan Rotiklot, warga tidak kesulitan air karena menyediakan air baku dan irigasi persawahan. Sehingga, petani bisa tanam dua kali. Bahkan, tiga kali dengan memanfaatkan lahan untuk tanaman sayur-sayuran dan perkebunan lainnya.

 

Dijelaskannya lagi, bendungan itu dapat menjamin kebutuhan air baku bagi masyarakat lima desa di Kabupaten Belu yakni Desa Fatuketi, Dualaus, Kenebibi, Leosama dan Jenilu.

 

Bahkan pelayanan air baku dan irigasi persawahan juga menjangkau wilayah desa tetangga yakni Desa Motadik dan Nonafbatan di Kecamatan Biboki Anleu Kabupaten TTU. Diyakini, ketersediaan air baku dan irigasi persawahan akan tetap memadai.

 

Untuk mendukung tekad masyarakat, kata Dia, Dana Desa Fatuketi akan diprioritaskan pada program pertanian dan perkebunan. Dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk penyediaan sarana pertanian dan pengembangan di bidang pertanian dan perkebunan masyarakat.

 

Diketahui, Bendungan Rotiklot diresmikan Presiden Jokowi, Senin (20/5/19). Bendungan itu mempunyai kapasitas 3,3 juta meter kubik. Pengisian air telah dilakukan sejak Desember 2018.

 

Bendungan ini dibangun PT Nindya Karya dan PT Universal Suryaprima dari anggaran APBN senilai Rp 496 miliar selama kurang lebih tiga tahun, (R-1/ans).