Bakal Paslon Bupati dan Wakil Bupati, Takem Radja Pono dan Herman Hegi Radja haba (Paket TRP-Hegi)
Menia, Pelopor9.com - Kehadiran tambak garam di Sabu Raijua, dengan tujuan utama agar bisa meningkatkan ekonomi masyarakat terutama para pekerja. Karena itu Bakal Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua, Takem Radja Pono dan Herman Hegi Radja Haba atau Paket TRP – Hegi akan melanjutkan program tersebut.
Para pekerja ujung tombak berhasil atau tidaknya produksi garam akan diperhatikan dengan menaikan upah dari Rp. 1,2 juta menjadi Rp. 2 juta pr bulan per orang, dari hitungan Paket TRP-Hegi, pendapatan
dari garam sangat mencukupi untuk menaikan upah tersebut, sisanya akan digunakan untuk kepentingan pembangunan Sabu Raijua.
Hal ini disampaikan oleh Takem Radja Pono saat bertemu para pekerja tambak garam di Lobo Bali, Desa, Bodae, Kecamatan Sabu Timur, Jumat, (11/9/20) lalu.
Paket TRP – Hegi bila terplih, akan menjadikan garam sebagai salah satu produk unggulan yang akan keluar dari Sabu Raijua. Produksi garam yodium akan ditingkatkan lagi, tidak saja mengandalkan hasil jualan garam curah.
“Garam Yodium kita harus tingkatkan untuk memenuhi kebutuhan di Sabu Raijua dan juga kita jual ke luar Sabu Raijua. Kita tidak hanya bergantung pada hasil jualan garam curuh” Kata Takem.
Menurutnya, jika tambak garam dikelola dengan baik tambak, para pekerja bisa sejehtera dan pembanguan bisa dinagun dengan anggaran dari hasil penjualan garam
Selaain itu, Paket TRP-Hegi juga mengembangkan Nigarin atau Sari Air Laut (SAL). Nigarin sedang dikembangkan di Madura satu tahun terkahir ini. Nigarin adalah ekstrak air laut yang mengandung mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Ngarin miliki kandungan lebih dari 80 jenis mineral, termasuk Magnesium, Kalium, Besi, Kalsium, Boron, Selenium, dan Zinc. Merupakan cairan isotonis yang dapat membantu menjaga keseimbangan reaksi metabolisme di dalam tubuh. Khasiatnya banyak sekali, antara lain melangsingkan badan, detoksifikasi atau mengeluarkan racun tubuh, merawat kulit, mencegah osteoporosis,mengatasi diabetes, dan memblokir serta membakar lemak. Di Jepang, nigarin bahkan dikenal sebagai minuman pelangsing no 1.
“Kalau di Jepang Sari Air Laut itu disebut Nigari, lalu di Indonesia di Sebut Nigarin. Dalam bahasa ingris disebut Bittern. Kalau kita di Sabu mungkin lebih mengenal dengan sebutan Ai Ad’du” atau air pahit”kata Calon Bupati yang maju dari jalur perseorangan ini.
Menurutnya, harga Nagarin cukup tinggi, saat ini banyak yang dijual secara online. Masyarakat Jepang sudah terbiasa minum nigari sebagai sumber magnesium, sudah digunakan oleh Cina dan Jepang sejak ribuan tahun silam.
Sementara di Indonesia katanya, baru diketahui dan dikembangkan. Kabupaten Sabu Raijua sebagai wilayah dengan panas yang cukup baik untuk produksi garam maupun Nigarin tidak boleh diam.
“Sekali lagi kedepan saya akan lakukan itu jika rakyat Sabu Raijua memberikan kepercayaan kepada saya untuk mengurus daerah ini,” kata TRP.
Dijelaskannya, Dr. Nelson Sembiring periset pada Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Timur yang memperkenalkannya. Nelson mengetahui khasiat nigari saat belajar di Jepang. Harga di pasaran satu liter nigarin sekitar 30 hingga 40 ribu rupiah.
“Cukup menjanjikan sehingga saya yakin ketika kita mulai mengolah Nigarin di sabu raijua maka ada dua sumber uang yang kita punya yaitu uang jual garam dan uang jual nigarin. ” Ujar TRP.
Para petani tambak garam begitu antusias dan mengaku baru pernah mendengar apa yang di sampaikan TRP kepada mereka. Mereka berharap agar pemimpin yang akan datang adalah orang yang sanggup melakukan inovasi-inovasi, terutama dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah serta mampu memberi manfaat bagi kesejahteraan banyak orang.
“Kami baru dengar tentang ini dan kami siap bekerja jika bapak jadi bupati nanti. Dulu ketika pemerintah mau buka lahan tambak garam, kami sempat ragu tapi karna bapak bupati MDT selalu datang diskusi dan meyakinkan kami maka kami dukung dan hasilnya kami sudah rasakan sekarang,” kata Jola salah satu pekerja tambak garam di Lobo Bali. (R-2/tim)