Warga Pertanyakan Branding Beras Bete Morin Malaka. Apakah RPM Berhasil? Ini Jawabannya

Bawang Merah Malaka

Malaka, Pelopor9.com - Program Revolusi Pertanian Malaka (RPM) tahun 2016 dinilai berhasil. Namun masih ada  warga Kabupaten Malaka mempertanyakan branding (red, merek) produksi beras unggulan, Bete Morin Malaka yang belum diwujudkan hingga saat ini.

 

Data dan informasi yang dihimpun media ini, bahwa Saat itu, Tim Pakar RPM melakukan kajian terhadap program RPM termasuk produksi beras unggulan Malaka dengan branding Bete Morin Malaka. Namun, branding beras Bete Morin Malaka tidak terwujud hingga saat ini.

 

Apakah ini sebuah janji yang tidak diwujudkan atau sekedar propaganda program untuk menarik perhatian publik? Ini jawaban praktisi pemerhati masalah pertanian Malaka, Herman Seran.

 

Dalam orasinya saat kampenye paslon SN-KT di Wekfau Desa Fatuaruin Kecamatan Sasitamean, pekan ini mengatakan keberhasilan Program RPM begitu simpel untuk diketahui. Secara simpel, dapat diukur dengan kondisi ketersediaan pangan bukan seberapa luas lahan yang diolah.

 

Dikatakan, luas lahan yang diolah tidak menentukan keberhasilan RPM. Itu pikirannya masih primitif. Herman punya pandangan sederhana, terkait ketersediaan pangan. Petani harus punya lumbung pangan dan terisi penuh. Ini contoh sederhana untuk dijadikan ukuran ketersediaan pangan.

 

Terpisah, warga Kecamatan Kobalima, Thomas Seran kepada wartawan beberapa waktu lalu mengaku pernah mendengar informasi branding beras Bete Morin Malaka. Thomas mempertanyaan branding beras Malaka itu karena tidak ditemukan hingga saat ini.

 

Demikian, warga Kecamatan Malaka Barat, Yulius Bria kepada wartawan, beberapa waktu lalu sangat menyesal dengan program kegiatan budidaya bawang merah. Budidaya bawang merah ternyata tidak memberikan hasil.

 

Petani kecewa karena kualitas benih bawang yang disalurkan untuk dibudidaya ternyata bukan bibit unggul. Sehingga, hasilnya pun tidak berkualitas, tidak laku di pasaran dan membusuk.

 

Yulius juga menagih janji salah satu anggota tim pakar, Amos Corputy yang berjanji di hadapan masyarakat terkait pemasaran bawang tatkala petani mulai menanam bawang. Hingga bawang dipanen, petani menjual sendiri hasil bawang dan membagi-bagi kepada sanak keluarga kerabat dekat.

 

Ketua Tim Pakar RPM, Hery Kotta ketika dihubungi wartawan, beberapa hari lalu untuk diminta tanggapannya terkait kajian branding beras Bete Morin Malaka, belum memberi komentar. Hery Kotta yang dihubungi via pesan whatsApp dari ponselnya, belum menjawab pertanyaan wartawan hingga berita ini diturunkan. (R-2/ans)