Menia, Pelopor9 - Ada yang menarik ketika Calon Wakil Bupati Sabu Raijua, Thobias Uly melakukan kampanye terbatas di Desa Keliha Kecamatan Sabu Tengah Kabupaten Sabu Raijua, Jumat (30/10/20).

Saat sesi tanya jawab, salah satu tokoh masyarakat (Tomas) Jiwuwu, Lobo Pau, justru mengisahkan kembali tentang jasa Almarhum Aurelius Augustinus Uly, ayahanda dari Thobias Uly.

Lobo Pau mengaku punya kenangan yang tidak bisa dilupakan tentang sosok mendiang ayah Thobias Uly.

"Saya sudah lihat kebaikan bapanya. Ia terlalu baik. Mungkin karena terlalu baik, maka anak-anaknya jadi begini,"ujar Lobo Pau dalam bahasa daerah.

Ia mengisahkan, pada tahun 1965-1966, ada pembantaian besar-besaran terhadap orang-orang yang dituding terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI).

Peristiwa memilukan itu juga terjadi di Sabu. Dari Sabu Tengah (dulu masih Kecamatan Sabu Timur, red), ada beberapa nama yang dituding masuk dalam kelompok PKI.

Sebagai seorang guru, Aurelius diperintahkan untuk terlibat dalam pembantaian massal. Sebuah perintah yang tidak dapat ditolak, karena dapat dikaitkan dengan PKI.

Namun, ayah Tobi justru berani mengatakan bahwa orang-orang itu bukan bagian dari PKI sehingga mereka tidak jadi dibunuh.

"Kalau bapa tandatangan surat, berarti dia membenarkan orang itu bagian dari PKI dan harus dibunuh. Tapi dia tidak tandatangan, sehingga orang-orang dari Sabu Timur tidak dibunuh," katanya.

Lobo mengaku, sosok Almarhum Aurelius Augustinus Uly yang peduli masyarakat, mengalir dalam darah anaknya, Thobias Uly yang sekarang mencalon diri sebagai wakil Bupati Sabu Raijua.

"Sekarang anaknya (Tobi Uly) sudah datang kembali dan berdiri untuk jadi bapak bagi kita semua. Kita tentu tidak bisa balas jasa baik bapaknya. Kita hanya bisa balas kepada anaknya dengan cara pilih IE RAI," ungkap Lobo Pau yang langsung disambut dengan tepukan tangan meriah dari masyarakat yang hadir dalam kampanye terbatas itu. (R-1/tim)