Calon Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke (berdiri) saat kampanye tatap muka di Desa Raenyale
Menia, Pelopor9.com – Calon Bupati Sabu Raijua dari Pake 2M, Nikodemus Rihi Heke mengklaim diri sebagai birokrat, yang tahu tentang tata pemerintahaan, pembangunan dan pemberdayaan, yang tahu tentang apa yang akan dibangun. Kampanye menurutnya, menyampaikam Visi dan Misi tetapi aada kandidat yang ngawur dan tidak mengerti tentang kampanye.
“Sebelum Kabupaten terbentuk, saya sudah ada di Sabu Raijua dan soal menata organisasi pemerintahan, Saya dari Kabupaten Kupang baagian pemeriksaan dan waktu pindah di Kabupaten Sabu Raijua, saya di Bagian Organisasi jadi saya tau persis tentang Sabu Raijua, Kata Nikdemus Rihi Heke saat kampanye tatap muka di rumah, Yusak Rominggus Tuka, desa Raenyale, Sabtu (7/11/20)
Dikatakannya, Seorang birokrat, belajar pemerintahan tdak hanya di sekolah, tetapi sampai pada tingkat masyarakat. Yang ingin jadi bupati haarus mempunyai pengalamaan pemerintahan. Menurutnya saat debat ada calon yang ngawur dan tidak mengerti tentang penggunaan anggaran APBD.
“Makanya saat debat, ada yang ngawur dan tidak mengerti penggunaan anggaran. Kalau memimpin Sabu Raijua, bisa bahaya, karena bisa pake uang tanpa perencanaan”kata Rihi Heke
Apabila saat debat diberikn wktu yang cukup untuk menjawab, maka tentu dirinya akan memberikaan kuliah tentang penggunaan anggaran Covid-19 dan soal stunting. Krenaa itu dirinya meminta yang haadir saat itu, tidak perlu ragu tentang dirinya dalaam menata pemerintahan.
“Stunting itu, bukan padda kelara, untung hanya berapa menit saja, kalau waktu panjang, mungkin kta kasi kulaiah. Anggaran Covid- 19 juga sangat lucu, itu anggaram non alam, tidak perlu persetujuan DPRD. Karena itu, tidak perlu ragu, kaarena saya sudah ada dari dulu sampai sekarang untuk Sabu Raijua” ujar Cabu dari Paket 2M ini. (R-2)