Ilustrasi: Peta Pulau Sabu dan Raijua, Foto: Is
Menia, Pelopor9.com - Wahana Lingkungan Hidup Nusa Tenggara Timur (WALHI NTT), merilis hasil Tinjauan Akhir Tahun Lingkungan Hidup Orang NTT dan Resolusinya (Tuak Lontar) 2020.
WALHI NTT memberikan resolusi pada tahun 2021, untuk pembangunan menuju kesejahteraan yang berkeadilan dan berpijak pada nilai pelestarian alam.
“Penguatan dan perluasan kawasan hutan konservasi tegakan di NTT di semua Pulau terutama pulau - pulau kecil, Seperti Sabu dan Rote,”tulis WALHI NTT dalam rilis yang ditandatangi Direktur WALHI NTT Umbu Wulang, diterima redaksi, Jumat (01/01/21).
Hutan konservasi merupakan salah satu upaya menjaga kelestarian sumber daya air. Selian itu, sebagai upaya menekan perubahan iklim dan pemanasan global di NTT.
WALHI juga meminta Penghentian alihfunsi Kawasan hutan dan melakukan konservasi di Kawasan Kawasan kritis di seluruh wilayah NTT.
Dikatakan, makin dominannya urusan ekonomi yang menempatkan sumber daya alam sebagai bahan baku eksploitasi akan berdampak pada makin memburuknya kualitas lingkungan hidup.
Selain itu, investasi yang berbasis luas lahan dan rakus air kian merugikan rakyat banyak, terutama rakyat yang memiliki tingkat kerawanan tinggi dari aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan.
“Model-model eksploitasi yang minim control akan mengakibatkan juga terjadinya ketidakadilan antar generasi,”katanya.
Direktris WALHI Nasional, Nur Hidayati menyampaikan tanggapannya bahwa Bencana ekologis sebagai bentuk nyata dari kebijakan pemerintah Indonesia yang masih tetap mengeksploitasi SDA.
Diskusi Tuak Lontar ini, digelar secara virtual, Kamis (31/12/2021) dengan Tema umum Hentikan Tambang di NTT “Ternyata Janji PHP Semua”.
Menghadirkan Direktur WALHI NTT Umbu Wulang Tanaamhu Paranggi, S.Sos Selaku Presenter dan tiga orang penanggap yakni: Nur Hidayati selaku Direktur Wahana Linngkungan Hidup Indonesia Eksekutif Nasional, Florianus Nggagur selaku Ketua Diaspora Manggarai Raya, Pater Simon Tukan, SVD sebagai Koordinator JPIC SVD Ruteng. (R-1)