TPT yang Ambruk
Rote Ndao, Pelopor9.com – Soal ambruknya Tembok Penahan Tanah saat hujan lebat yang terjadi pada tanggal 23 Februari 2021 lalu, Direktur CV YEVALMAX, Matias Siokain selaku Kontraktor pelaksana pekerjaan Penanggulangan Abrasi Pantai Teli dale, mengatakan dirinya siap bertanggungjawab dan memperbaiki kembali kurang lebih 25 meter.
"Sebagai kontraktor yang sudah dipercayakan mengerjakan proyek tersebut tahun 2020 lalu, tidak akan lari dari tanggung jawab, apalagi saat ini masih dalam masa pemeliharan, jadi masi menjadi tanggungjawab pihak rekanan, sehingga segala konsekuensi kerusakan di masa pemeliharaan harus diperbaiki sebelum diserahkan kepada pihak pemilik proyek,"kata Matias Siokain, Rabu (24/2/21) ketika ditemui dilokasi kejadian di Pantai Tilendale Desa Maubesi Kecamatan Rote Tengah.
Putra asli Keka ini dengan lantang mengatakan demi menjaga nama baik perusahaan dirinya siap mengerjakan kembali, dan saat ini saya sedang mekakukan survei lapangan, untuk memasukan eksavator dalam waktu dekat ini, agar dilakukan pekerjaan pembersihan lokasi yang ambruk.
Dikatakan, Paling lambat besok atau lusa Eksavator sudah ada di lokasi. Namun semuanya tergantung cuaca. “kalau besok cuaca cerah Eksavator sudah masuk, dan sudah eksen tetapi kalau masih hujan, perlu dimaklumi,"ujar Siokain.
Ketika ditanya apakah ambruknya tembok penahan itu akibat Bencana banjir, Siokain mengatakan dirinya tidak mau berspekulasi. Dikarena ada tim penilai. “Saya tidak ingin berspekulasi sebab soal apakah ambruknya pekerjaan saya ini akibat bencana atau tidak itu ada tim yang menilainya, bagi saya sudah jelasa aturannya dalam kontrak saya harus memperbaikinya,”tambahnya.
Sementara itu ketika dihubungi via telpon, Sony Saban Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bidang Sumber Daya Air Dan Irigasi pada Dinas PUPR Kabupaten Rote Ndao menjelaskan memang betul proyek penanggulangan abrasi pantai Telindale dalam masa pemeliharaan. Sehingga kontraktor pelaksana bertanggung jawab penuh untuk memperbaikinya, dan sudah dibuat di atas surat pernyataan bermaterai.
Dijelaskan, kalau tidak hujan atau cuaca baik berarti besok eksavator akan ke lokasi untuk melakukan pembersihan. Selanjutnya pekerjaan rekonstruksi pasangan batu untuk tembok penahannya akan dilakukan disesuaikan dengan kondisi cuaca.
Sementara mengenai penyebab kerusakan, ini lebih kepada kondisi alam. Seperti yang kita tahu bahwa pada Selasa (23/2/21) mulai dini hari sampai subuh, hujan turun deras dan banjir dan dari sisi bukit di seberang jalan raya tidak mampu ditampung oleh saluran drainase di pinggir jalan. Akibatnya air banjir meluap semuanya mengarah ke tembok penahan dan akhirnya jebol setelah tidak mampu menahan beban tanah yang jenuh air.
Selain itu karena lubang resapan pada dinding penahan tidak banyak sehingga mengakibatkan air penuh tidak dapat dibuang keluar. Hal inilah yang menyebabkan beban tembok menjadi lebih berat dan pada akhirnya mengalami failure atau amburk, soal pekerjaannya sudah sesuai Spek. “Hanya faktor alamlah yang lebih dominan dari kerusakan ini,”tambahnya.
Pantauan media ini dilokasi kejadian Rabu (24/2/21) pagi, Proyek Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Penanggulangan Abrasi Pantai Telindale anggarannya dari DAU TA. 2020 sebesar Rp.586.300.000,00 yang dikerjakan CV. YEVALMAX.
Pekerjaan yang baru selesai dikerjakan pada bulan Desember 2020 lalu, terlihat ambruk kurang lebih 25 meter, sedangkan tembok penahan lainnya di samping kiri kanan yang dalam kisaran 100 lebih masih terlihat kokoh walau dihantam gelombang. (R-1/dio)