Kondisi Lapak Jualan yang Terseret Banjir
Menia, Pelopor9.com – Akibat Curah hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir, Lapak jualan milik Ferdinand Miha Balo, warga Due Lawe RT 09/RW 05 desa Ledeana Kabupaten Sabu Raijua terseret banjir, Sabtu (03/04/2021) sekitar pukul 09.00 Wita.
Kerugian diperkirakan mencapai 4 jutaan rupiah. Namun tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Kepada media ini, Ferdinand Miha Balo mengisahkan bahwa banjir mulai datang sekitar pukul 07.00 Wita. Melihat air mulai meninggi di area persawahan sekitar dan meluap ke badan jalan, dirinya meninggalkan lapak dan kembali ke rumah induk.
Lapak itu dipakainya sehari - hari untuk berjualan hasil bumi, kadang dipakai beristirahat pada malam hari. Karena rumah induk berada sekitar 200 meter dari lokasi kejadian.
Dikatakan, lapak itu dibangunnya beberapa bulan lalu, di atas bekas badan jalan. Karena jalan diperlebar.
Pantauan media ini, lapak jualan itu hampir terbalik, dibangun model rumah panggung berukuran sekitar 2x3 meter, berdinding bebak Kelapa, beratap daun Tuak dan berlantai Papan dari Tuak.
Dibangun menghadap ke badan jalan. Dengan tiang utama di atas Tembok Penahan Tanah (TPT), badan Jalan. Karena luapan air yang besar melintas di badan jalan, menyebabkan TPT terkikis hingga ambruk.
Tampak TPT yang ambruk sekitar 50 meter. Sementara jarak dari bahu jalan sekitar 3 meter, aman dari badan jalan untuk sementara waktu. Apabila terjadi banjir susulan, dikhawatirkan dapat merusak badan jalan. Sehingga perlu dilakukan penanganan darurat.
Terpisah, Kepala desa Ledeana, Tontje Djada Tiri membenarkan bahwa korban adalah warga desa Ledeana.
Lanjutnya, Lapak tersebut bukan lapak permanen hanya sementara untuk berjualan. Apabila berjualan sampai larut dipakai untuk beristirahat malam.
Sebelum kejadian, dirinya sudah menghimbau, apabila pemerintah sewaktu – waktu memanfaatkan lahan tersebut untuk kepentingan umum. Maka yang bersangkutan sudah bersedia dan siap pindah.
“Kita sudah ingatkan berulang – ulang saat rapat bersama di desa,”katanya.
Dikatakan, banjir yang melanda desa Ledeana baru pernah terjadi 10 tahun terakhir. Akibat debit air yang besar dan Deuker yang kecil. Di mana hanya terdapat 3 Deuker.
Ia berharap ke depan, pemerintah pusat perlu membangun Jembatan mini atau menambah Deuker. Karena jalan itu merupakan jalan strategis nasional. (R-1)