Peserta Sosialiasi Bela Negara Sementara Menyimak Materi
Belu, Pelopor9.com - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia menggelar sosialisasi bela negara bagi masyarakat perbatasan di Atambua Kabupaten Belu. Perbatasan negara Republik Indonesia (RI) dan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Penanaman nilai-nilai bela negara dapat membangun rasa pertahanan bangsa dan negara.
Demikian intisari sosialisasi dan roadshow bela negara bagi masyarakat perbatasan yang berlangsung di aula gedung Dharma Wanita Betelalenok Atambua, Jumat (16/8/19).
Dirjen Potensi Pertahanan Kemenhan, Prof. Bondan Tiara Sofyan dalam sambutan yang dibawakan Kolonel (Arh) Eko Juni Kamtono, Analis Madya Direktorat Sumber Daya Pertahanan Ditjen Potensi Pertahanan Kemenhan mengatakan sosialisasi dan roadshow bela negara menjadi wahana terjalin tali silaturahmi dan komunikasi komponen bangsa.
Dikatakannya, semangat bela negara perlu ditumbuhkembangkan bagi generasi sekarang. Kata Dia, tugas ini menjadi tanggung jawab dan kewajiban semua elemen bangsa. Dan menjadi kehormatan anak bangsa untuk memiliki rasa dan semangat bela negara.
Penanaman nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegera dapat membangun kesadaran yang merupakan bagian dari revolusi mental. Rasa pertahanan bangsa dibangun melalui penanaman nilai-nilai tersebut.
Wakil Bupati Belu, JT Ose Luan mengatakan rasa dan semangat bela negara perlu ditanamkan dalam diri generasi sekarang. Untuk itu, kata Dia, anak bangsa khususnya warga perbatasan perlu menjadi orang yang merdeka. Merdeka akan berusaha dan mampu menanamkan nilai juang dan patriotisme.
Dia mengingatkan peserta sosialisasi dan roadshow bela negara akan sejarah pergerakan pemuda dalam merebut kemerdekaan. Semangat pemuda dalam peristiwa penculikan dua pendiri bangsa, Soekarno dan Hatta juga menentukan kemerdekaan.
"Kita perlu belajar dari sejarah itu, karena penting untuk menumbuhkan semangat bela negara saat ini," kata Wabup Ose Luan dalam sekapur sirih.
Kepala Kantor Kemenhan Provinsi NTT, Kolonel (Adm) Tontje Samadara mengatakan pendidikan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara berhadapan dengan berbagai tantangan di antaranya isu globalisasi.
Globalisasi membuat dunia tanpa batas akibat derasnya arus informasi dan teknologi. Jika tidak dicegah, dapat menurunkan kualitas nilai-nilai pancasila dalam kehidupan.
Selanjutnya, membangun kesadaran bela negara menjadi filter dan penyeimbang untuk menangkal timbulnya masalah-masalah seperti informasi hoax, korupsi, perseturuan antara suku, aksi tawuran, judi online, kehidupan umat yg rapuh dan budaya asing. (R-1/ans)