Keputusan 4 Menteri: Pembelajaran Sekolah Tatap Muka di Sabu Raijua Mulai Juli

Ilustrasi

Menia, Pelopor9.com - Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (PKKO) Sabu Raijua, menegaskan bahwa penyelenggaraan pembelajaran tatap muka dimulai pada 15 Juli 2021 mendatang. Sehingga pada Minggu kedua bulan Mei, batas waktu bagi tenaga pendidik untuk divaksin sampai minggu kedua bulan Mei.

 

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas PKKO Sabu Raijua, Rachel B. Tallo kepada media ini, disela-sela kunjungan Menteri PMK RI, Selasa (4/5/21) lalu.

 

Ditambahkannya, keputusan pembelajaran tersebut berdasarkan keputusan bersama 4 Menteri, Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mentri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri RI.

 

"Yaitu tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun 2020/2021dan Tahun Akademik 2020/2021di masa pendemi Covid-19"jelasnya.

 

Diakuinya, saat ini tenaga kesehatan sedang memberikan vaksin kepada seluruh tenaga pendidik tingkat SD dan SMP di Sabu Raijua. Karena batas waktu vaksin hingga minggu kedua bulan mei ini. Itu merupakan persyaratan pembelajaran tatap muka.

 

"Kalau ikut SK 4 Menteri itu maka tanggak 15 Juli sudah belajar tatap muka. Tapi persyaratannya seluruh guru sudah divaksin,"ujarnya.

 

Dikatakannya lagi, syarat lain yang harus dipenuhi oleh masing-masing sekolah adalah memenuhi daftar periksa yang sampaikan dalam dapodik secara online. Selain itu juga peserta didik akan divaksin tetapi harus melalui persetujuan orang tua murid. 

 

"Sekolah harus memenuhi daftar periksa yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan (4M). Vaksin juga dilakukan kepada anak murid tapi harus persetujuan orang tua,"tandasnya.

 

Dia berharap, agar ketersediaan vaksin untuk para pendidik bisa tercukupi oleh dinas Kesehatan, sehingga sesuai batas yang telah ditentukan, semuanya telah divaksin.

 

"Tenaga pendidik sudah mulai divaksin, jadwalnya di Dinas Kesehatan. Berharap agar Dinas bisa menyediakan vaksin yang cukup,"harapnya.

 

Namun dirinya juga menegaskan, apabila dalam pelaksanaan tatap muka, terdapat siswa yang terpapar. Maka proses pembelajaran tatap muka akan dihentikan kembali.

 

"Kalau ada yang terpapar, maka harus dihentikan lagi tapi itu hanya dihentikan, semua akan dpertimbangkan,"tandasnya.

 

Beberapa orang tua murid yang dihubungi oleh media ini secara terpisah dan tidak ingin namanya diekspose, berharap agar Dinas dan pemerintah bisa memikirkannya secara baik tentang pembelajaran tatap muka tersebut.

 

"Kita juga ingin agar anak-anak bisa belajar tatap muka tapi sebagai orang tua pasti kuatir juga, berharap supaya semua bisa dipertimbangkan secara bijak,"ujarnya. (R-2).