F-PAN Desak Gubernur NTT Lakukan Koordinasi Perbaiki Dermaga Namo

Plat Bawah Dermaga Namo pada Leter L yang Dipasang Balok Tuak, Foto: Istimewa

Kupang, Pelopor9.com - Demi mengoptimalkan penerimaan dan pengelolaan pelabuhan penyebrangan di propinsi Nusa Tenggara Timur, Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur mendesak Pemerintah Propinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT), Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan dinas teknis melakukan koordinasi dengan pemerintah Pusat guna perbaikan Dermaga Namo di Kecamatan Raijua kabupaten Sabu Raijua.

 

Desakan itu disampaikan dalam pemandangan F-PAN DPRD NTT terhadap Nota Pengantar Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggran 2020 Pemprov Nusa Tenggara Timur yang dibacakan Syaiful Sengaji, ST, Senin (28/06/21).

 

“Mendesak pemerintah Provinsi NTT agar segera berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan mengalokasikan anggaran perbaikan dermaga Namo Kecamatan Raijua Kabupaten Sabu Raijua yang mengalami kerusakan berat,”kata Syaiful Sengaji.

 

Dikatakan, Pemprov NTT memiliki peran dalam melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, dengan pemerintah Pusat dan kabupaten. Sementara perbaikan Dermaga bisa melalui mekanisme mendahului perubahan maupun anggaran belanja tanggap darurat.

 

Staf Ahli F-PAN Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Yesua Koro mengaku PAN NTT memiliki tekad untuk memperhatikan distribusi logistik ke daerah terpencil di NTT, hal itu juga harus menjadi perhatian bersama. Kerusakan Dermaga Namo Raijua harus segera ditangani agar tidak menghambat distribusi Sembako ke Pulau Raijua.

 

Terpisah, salah satu pengusaha Ekspedisi di Pulau Raijua, Boy Soden, mengaku bersyukur dan berterimakasih atas inisiatif warga dalam memperbaiki Dermaga Namo, dengan memasang Balok kayu, maupun batang pohon Lontar.

 

“Dengan inisiatif yang ada katong (kita) pengelola ekspedisi sangat bersyukur, tapi kalau bisa perbaikannya seperti ini hanya untuk sementara, Harus dilakukan perbaikan yang permanen. Ini juga tidak aman untuk kendaraan maupun orang. Tapi ini solusi terbaik saat ini,”katanya melaui Pesan Pribadi WA, Kamis (01/07/21).

 

Lanjutnya, Dermaga Namo merupakan satu-satunya pintu masuk orang dan barang ke Pulau Raijua. Apabila Dermaga rusak maka sangat sulit untuk kapal bisa lakukan bongkar muat. Kalaupun bisa, maka pengusaha harus mengeluarkan ongkos yang besar membayar buruh dan perahu.

 

Kondisi tersebut bisa membuat harga barang di Kecamatan Raijua menjadi tinggi. “Tentu kalau dermaga ini rusak makanya akses masuk ke Raijua pasti terganggu,”ujarnya.

 

Untuk diketahui, Dermaga Namo Raijua terletak di Pantai Namo Kelurahan Ledeunu Kecamatan Raijua, sudah rusak sebelum badai Siklon Tropis Seroja pada April 2021 Silam. Namun dengan adanya badai menambah besar kerusakan.

 

Dibangun sejak tahun 1980an menjadi tempat sandar kapal Kayu dari Makasar, Surabaya, Kapal Tol Laut, Kapal Ferry ASDP dan kapal nelayan maupun kapal penumpang dari Raijua – Seba Sabu – Raijua.

 

Warga setempat sudah melakukan inisiatif memasang balok Kayu plat bawah dermaga pada bentangan leter L. Agar bisa dilakukan kendaraan Roda Dua maupun roda empat. Badan

 

Penelesuran media ini, Dermaga tersebut mengalami rehabilitasi pada Desember tahun 2015. Namun pada awal tahun 2018, plat bawah dermaga pada bentangan leter L yang dilalui kendaraan sudah rusak sejak awal tahun 2018. Sehingga penggunaan efektif hanya dua tahun, 2016, dan 2017. (R-1)