‘Pahlawan’ Nahak Maroe Rai dan Nahak Amerika Dikenang (1-Bersambung)

Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH, MH

Setiap daerah memiliki kisah sejarah dan keunikan tersendiri. Kabupaten Malaka menyimpan sejumlah kisah sejarah di antaranya kisah sejarah kepahlawanan Nahak Maroe Rai dan Nahak Amerika, leluhur yang terkenal karena melawan bangsa penjajah. Siapakah mereka?

 

Berikut ini petikan wawancara Mans Nahak (MN), wartawan media online pelopor9.com) bersama, Dr. Simon Nahak, SH, MH, (SN), Bupati Malaka yang merupakan salah satu turunan dari dua pahlawan tersebut saat kunjungan kerja (kunker) di Desa Oekmurak Kecamatan Rinhat, belum lama ini.

 

MN : Selamat siang, pak bupati. Apa alasannya, nama pahlawan Nahak Maroe Rai dan Nahak Amerika dikenang di tempat ini, saat kunjungan di Desa Oekmurak?

 

SN : Iya, tentu ada alasannya, kalau saya bicara dan mengenang Nahak Maroe Rai dan Nahak Amerika ketika berkunjung ke sini. Rumah Adat Uma Nai Soi ini mempunyai hubungan keturunan dengan rumah adat di Tafatik (red, istana) Lasaen Besikama, takhta kuasa Nahak Maroe Rai.

 

MN : Bagaimana kisahnya?

 

SN : Dahulu, orang Malaka mengenal leluhurnya, Nahak Maroe Rai dan Nahak Amerika, dua sosok yang dikenal sebagai pahlawan, karena kesaktiannya. Sesuai kisah, saya adalah salah satu keturunannya. Nahak Maroe Rai, tokoh yang diakui sebagai pahlawan karena berani melawan dan menyatakan perang terhadap penjajah Belanda sepanjang wilayah pesisir pantai selatan Laut Timor. Sedangkan, Nahak Amerika dikenal karena keberanian menghadapi penjajahan Jepang. Keduanya, terkenal karena kesaktiannya.

 

MN : Kesaktian dua pahlawan daerah itu, seperti apa?

 

SN : Begini cerita dari orang tua, yang saya tahu. Nahak Maroe Rai melawan penjajah Belanda dan bertempur dalam tiga kali perang di wilayah pesisir pantai selatan Malaka. Leluhur kami ini begitu sakti. Dia (red, Nahak Maroe Rai) tidak menyerah dalam pertempuran, bahkan tidak bisa mati karena ditembak dengan peluru. Kematiannya ada sebabnya yang ditelusuri dan diketahui rahasia kesaktiannya pada saat pertempuran ketiga di Klete Bolu As Weliman (wilayah Desa Rabasa Haerain Kecamatan Malaka Barat saat ini).

 

MN : Lalu bagaimana dengan Nahak Amerika?

 

SN : Ceritanya begini, wartawan. Nahak Amerika, leluhur kami. Zaman dulu, dia (red, Nahak Amerika) didatangi orang-orang asing yang berbahasa Inggris. Lalu orang bertanya, bahasa apakah itu? Dia menjawab, bahasa Amerika. Dari situ, karena kedatangan dan pergaulan bersama orang asing itu membuat orang mengenalnya dengan nama Nahak Amerika (mans nahak/bersambung).