Salah Satu Spot Foto di Bali
Tiba di Bali, Jumat (3/8/21), harapan besar ingin melihat dan menikmati indahnya tempat-tempat pariwisata. Namun, kerinduan itu kandas dipenuhi lebih awal ketika saya dihadiahkan buku Hukum Cyber di Indonesia, karya terbaru Dr. Simon Nahak, SH, MH, Bupati Malaka saat ini. Apa sebenarnya hikmahnya, ketika buku itu ada dalam genggaman?
Sepintas, saya membuka halaman-halaman awal buku tersebut. Saya belum tahu isi buku. "Itu buku karya terbaru. Masih ada buku, Hukum Perpajakan," demikian Bupati Simon saat menyerahkan hasil karyanya. Pikiran tak karuan, antara ingin membaca buku dan berkeliling untuk melihat tempat-tempat wisata yang indah ketika menginjakkan kaki pertama kalinya di Pulau Dewata, nama lain Bali.
Sang doktor hukum sebenarnya bersikap memberi ongkos belajar. Indahnya Pulau Dewata karena keteraturannya. Ada 'hukum' yang mengatur. Hukum adat, misalnya begitu kental yang patuh dianut sehingga memberi spirit dan menginspirasi warga untuk hidup dalam keseimbangan dan keharmonisan relasi manusia, alam dan Tuhan.
Pulau Dewata memang menyimpan keunikan yang istimewa, karena kaya nilai sejarah dan peradaban yang berdimensi masa lalu, kini dan akan datang. Tidak ada gedung menjulang pencakar langit. Rumah-rumah bergenteng, jalan-jalan padat dengan bunga dan pepohonan berumur ratusan tahun. Bersih, sejuk, nyaman dan indah ketika dipandang. Sehingga tiada kata, selain cetusan rasa mendera hati, Bali memang indah untuk mengafirmasi kenyataan yang indah dan mempesona.
Keindahan itu sejauh mata memandang. Renon, pusat kota, peradaban dan sejarah. Memang, ada apa sebenarnya? Kasat mata, terlihat ruas jalan dua jalur dihiasi aneka macam bunga dan trotoar yang bersih dan rapi. Di sisi kanan dan kiri, ditumbuhi pohon berumur tua yang mencitrakan Kota Renon hadir sejak masa lampau dan nyaman bagi penghuni di masa kini.
Di Renon, terdapat Bajra Sandhi, satu simbol eksistensi orang Bali. Monumen sejarah atas perjuangan rakyat Bali melawan penjajah. "Itu benteng pertahanan rakyat Bali," ujar Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH, MH yang cukup mengenal Bali sejak 33 tahun yang lalu. "Iya, beginilah Bali," lanjut Bupati Simon meyakinkan. (ans/bersambung)