Rahasia umum pejabat Amoral di Malaka

Sedikitnya dua pejabat lingkup Setda Malaka yang disebut-sebut keterlibatan dalam tindakan amoral. Sebut saja, mereka itu Leki dan Mauk. Perbuatannya "beda-beda tipis" dan telah menjadi rahasia umum. Diketahui publik, tetapi keduanya tidak mengenal apa yang disebut tobat.

 

Rahasia umum, karena tindakan-tindakan mereka diketahui ketika sering bertemu dengan pasangan gelapnya di mobil, rumah atau kos. Bahkan, dicegat warga karena pertemuan itu menjadi seribu satu tanya ketika suasana sepi. Seolah-olah, tidak dipantau.

 

Mereka juga selalu ciptakan kesempatan untuk makan bersama di warung baik di Malaka maupun di luar Malaka. Perjalanan tugas luar daerah menjadi kesempatan emas untuk bertemu di hotel, makan bersama di warung. Sepertinya, mereka tidak punya urat malu. Padahal, tidak ada yang tersembunyi di bawah matahari.

 

Tak hanya bertemu di mobil, rumah dan kos. Praktek lain juga dilakukan, semisal makelar birokrasi. Janji jabatan, kumpul uang dan berjudi. Meski, tidak diminta oleh siapa pun. Kesannya, cari muka untuk menyatakan diri kepada khayalak sebagai yang pintar, mampu dan peduli. Mereka berlaku sebagai "tuan rumah", padahal "tamu". Tidak tahu diri, ketika moralnya keropos dan tindakannya meresahkan. Salah pakai uang negara dan terlibat kasus.

 

Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH, MH selalu mengingatkan tidak perlu cari muka. Karena sudah punya muka. Seorang aparat sipil negara (ASN) yang mengemban jabatan harus punya integritas dan tidak boleh ada temuan. Semisal kepala desa dan calon kepala desa, jangan ada temuan. Jika tidak, yang namanya pejabat, pasti tidak ada manfaatnya di masa SN-KT memimpin.

 

Pernyataan Bupati Simon itu menjadi catatan sebagai peringatan keras terhadap pejabat yang dipakai dalam kabinet kerjanya. Tidak menutup kemungkinan, pejabat amoral dan memiliki temuan akan dicopot karena merusak wajah pemerintahan Kabupaten Malaka. Saatnya, akan diganti karena, SN-KT tetap komit dengan program prioritas bebas KKN. Dicopot, saatnya tiba, bila tiba saatnya. (*)