Warga Memilihat Pameran Foto Kegiatan SKOLMUS, Foto: Is
Menia, Pelopor9.com - Proyek Pendanaan Hibah GEF/ SGP yang dikerjakan Perkumpulan SKOLMUS Cahaya Media dengan judul kegiatan Produksi Pengetahuan Lokal untuk Ketahanan dan Keanekaragaman Hayati Sabu Raijua di Desa Eilogo, Kecamatan Liae, Kabupaten Sabu Raijua telah berakhir.
Hasil kerja bersama masyarakat dipamerkan melalui kegitan Pameran Kreatif Warga dan Kegiatan Penutupan Proyek SKOLMUS – GEF/SGP7 di Desa Eilogo selama 3 hari, 18 September 2024 sampai dengan tanggal 20 September 2024.
Penanggungjawab Proyek yang juga Direktur Perkumpulan SKOLMUS Cahaya Media, Frengki Lollo, mengatakan bahwa SKOLMUS telah melakukan pendampingan dan pengorganisasian, SkolMus bersama masyarakat Desa Eilogo telah melaksanakan berbagai kegiatan FGD, pelatihan dan praktek, dukungan aksi, kunjungan dan sharing pembelajaran, serta produksi multimedia.
Dikatakan, masyarakat belajar bagaimana memanfaatkan keanekaragaman hayati yang ada di sekitarnya untuk melakukan praktek pembuatan BOKASHI (Bahan Organik Kaya Akan Sumber Hayati), POC (Pupuk Organik Cair) mengandung Pospor, Kalium, Nitrogen yang berguna untuk tanaman, dan BIOCHAR.
SKOLMUS juga memberi dukungan berbagai jenis anakan pohon seperti: Ketapang, Kersen, Kelapa, Pisang, Mangrove, Marungga, Pandan Laut, dan berbagai anakan tanaman herbal yang keberadaannya mulai langka ada di Eilogo, contohnya: jahe merah dan kencur juga diberikan kepada masyarakat.
Koordinator Proyek SkolMus – GEF/ SGP di Sabu Raijua, Meli Riwu Hadjo, menyampaikan bahwa masyarakat juga diajarkan menanam sayur di pekarangan menggunakan pupuk bokashi untuk kecukupan gizi anggota keluarga. Masyarakat juga belajar semai bibit sayur dan menanam di polibag.
Masyarakat juga belajar dan ikut praktek bagaimana mengolah dan memanfaatkan bahan pangan menjadi makanan sesuai sumber daya yang ada di sekitar lingkungan; belajar dan praktek cara pengemasan produk lokal bernilai ekonomis, bagaimana meningkatkan nilai produk dan mempromosikan produk lokal yang dihasilkan melalui visual digital. Masyarakat berbagi dan belajar bagaimana mengelola, merawat, dan memanfaatkan sumber air sumur untuk kegiatan pertanian adaptif.
Kegiatan Pameran menampilkan Foto-Foto Flora Hasil Penelitian tentang Keanekaragaman Hayati dan Kaitannya dengan Isu Gender di Sabu Raijua; Karya Seni Visual Model Pemanfaatan Air untuk Pertanian Adaptif; Video Looping hasil kegiatan bersama masyarakat; Stand Produk Pertanian Adaptif, Pangan dan Makanan Lokal Masyarakat.
Kepala Desa Eilogo, Heo Un Penuweo mengharapkan dukungan dan keberlanjutan program, semua Produk hasil pelatihan SKOLMUS – GEF/SGP diserahkan ke desa untuk dibranding menjadi Produk Desa Eilogo.
“Semua produk ini akan dikelola oleh Management BUMDES dan minta agar SKOLMUS bisa berkolaborasi. Desa juga saat ini telah memiliki 12 Pagar Gizi Keluarga yang sebelumnya didampingi oleh SkolMus dan dikelola oleh Masyarakat Penerima Manfaat. Kegiatan Tanam-menanam dalam Pagar Gizi ini akan terus kami dukung”, katanya.
Salah satu anggota kelompok dampingan, Magdalena Leba Piga (52), mengaku pendampingan yang dilakukan SKOLMUS telah memberikan manfaat dan mendapat pengetahuan baru.
“Banyak pengetahuan dan hal baru yang saya dapatkan dengan mengikuti kegiatan SKOLMUS. Setiap kali ada kegiatan dari SkolMus saya pasti selalu sediakan waktu untuk ikut. Banyak ketrampilan baru yang saya peroleh, contoh: membuat VCO dan Kecap dari Gula Sabu, saya belum pernah tahu sebelumnya dan sekarang sudah tau”, ujarnya.
Acara Diskusi Panel tentang: Keanekaragaman Hayati dan Isu Gender di Desa Eilogo, Sabu Raijua menghadirkan narasumber Rowi Kaka Mone, pegiat keanekaragaman hayati di Sabu Raijua. (R-1)