YSI dan Organisasi Masyarakat Sipil Rumuskan Isu Strategis Pembangunan Sabu Raijua

Suasana Diskusi YSI dan OMS

Menia, Pelopor9.com – Dalam rangka mewujudkan kemandirian di daerah perlu partisipasi semua pihak, serta kerja-kerja yang terintegrasi dengan baik, memperhatikan tantangan, ancaman dan peluang ke depan.

 

Untuk itu, Yayasan SHEEP Indonesia (YSI) bersama organisasi masyarakat sipil yang beroperasi di Sabu Raijua merumuskan sejumlah isu strategis pembangunan.

 

Perumusan itu melalui kegiatan Focus Group Discussion di Aula GMIT Center, Desa Eimau Kecamatan Sabu Tengah, Kabupaten Sabu Raijua, Jumat (20/09/24)

 

Manager area YSI Wilayah Sabu Raijua, dalam arahan pembuka, mengatakan bahwa pertemuan dilakukan untuk memberi rumusan materi berupa permasalahan, potensi, ide atau gagasan yang solutif untuk mendorong kemandirian daerah serta memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan.

 

“Memberikan input kepada semua para calon, isu – isu strategis itu harusnya dibahas oleh semua para calon. Kita tidak peduli siapa yang menang? Paling tidak semuanya itu memiliki komitmen bahwa permasalahan – permasalahan itu harus diselesaikan”,katanya.

 

Hasil rumusan akan diserahkan kepada tiga kandidat bupati dan wakil bupati yang bertarung dalam Pilkada Sabu Raijua. Hasil juga akan diserahkan kepada Komisi Pemilihan Umum menjadi pertimbangan isu materi debat, maupun menjadi bahan masukan bagi pemerintah melalui badan perencanaan pembangunan daerah (Bappeda).  

 

“Kita bukan bersaing dengan Bappeda namun dikarenakan ada hajatan politik pilkada di Sabu Raijua”,tegasnya.

 

Dikatakan bahwa organisasi masyarakat sipil telah menemukan praktik baik yang menjadi permasalahan utama masyarakat desa selama pendampingan bersama masyarakat. Sehingga dilakukan dan direaplikasi oleh pemerintah melalui inovasi dan perbaikan - perbaikan.

 

“Kita perlu merefleksikan bersama hasil kerja kita, isu – isu penting yang strategis harus dibahas oleh para calon. Bagaimana program pemerintah menjawab isu strategis menuju Indonesia emas 100 tahun. Tantangan perubahan iklim, permasalahan kebutuhan dan pelayanan dasar, program yang memperhatikan aspek lingkungan”,ujarnya.  

 

Diungkapkannya, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) hadir untuk menjawab persoalan masyarakat dalam membantu kerja – kerja pemerintah demi tercipta masyarakat yang lebih sejahtera.

 

“LSM itu dianggap musuh pemerintah, kadangkala LSM juga antipati terhadap pemerintah. Padahal LSM dan Pemerintah sama – sama mensejahterakan masyarakat Sabu Raijua”,pungkasnya.

 

Ketua Klasis Sabu Raijua, Pdt. Jhon Moses Hendrik Wadu Neru, S.Th, dalam penyampaian materi Peran, Fungsi masyarakat dan organisasi masyarakat sipil dalam pembangunan di daerah, mengatakan bahwa organisasi masyarakat sipil memiliki peran strategis dalam pembangunan daerah.

 

“Lakukan pemantauan monitoring evaluasi terhadap proyek pembangunan yang sementara berjalan”,ujarnya.

 

Adapun isu strategis yang dirumuskan adalah permasalahan di bidang pendidikan dan sosial budaya, kesehatan, lingkungan hidup, pertanian peternakan, isu gender, dan isu ekonomi.

 

Untuk diketahui, Yayasan SHEEP Indonesia melalui Program “Sistem Pangan Lokal yang Mandiri dan Berkelanjutan di Sabu Raijua” telah memasuki tahun kesepuluh di Sabu Raijua.

 

Hadir dalam kegiatan tersebut, Majelis Klasis Sabu Timur, Yayasan Pendidikan Kristen Sabu Raijua, Yayasan Tunas Muda Indonesia Sabu Raijua, Yayasan Pendidikan Katolik Fons Pei Sabu Raijua, Yayasan Generasi Peduli Sabu Raijua, Organisasi profesi PPNI, mitra GEF SGP Sabu Raijua (Yayasan PIKUL, Ecologi Rai Hawu, CIS Timor), Jagarai, TBM Amin, Organisai Masyarakat Basis (OMB) dari 8 desa dampingan YSI dan media. (R-1)