Pose Bersama di Sela Menanam Anakan Mangrove di Pesisir Pantao Wuihebo
Menia, Pelopor9.com - Dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025, Puluhan warga Desa Raemadia, Kecamatan Sabu Barat, pegiat lingkungan, pemerintah, dan mitra GEF SGP Fase 7 menanam anakan pohon Mangrove di Pesisir Pantai Wuihebo, Selasa (22/04/25) petang.
Koordinator Nasional GEF SGP Fase 7, Sidi Rana Menggala mengatakan bahwa kegiatan menanam pohon merupakan bentuk kepedulian atas kondisi bumi yang terus mengkhawatirkan karena perubahan iklim.
Pencegahan perubahan iklim salah satu dengan menanam pohon untuk menghijaukan bumi. Memulihkan lahan - lahan yang terdegradasi dengan menanam.
"Kami sama dengan bapak ibu, manusia yang ada di bumi, yang ingin menghijaukan bumi",katanya.
Program kegiatan GEF SGF merupakan kegiatan yang tersebar di seluruh dunia dengan isu utama perubahan iklim.
Dikatakan, bahwa apa yang telah dilakukan masyarakat Desa Raemadia adalah semangat bersama semua pihak dalam menjaga bumi.
"Kita terus menjaga bumi. Kami ingin program ini berjalan terus. Kita ingin memajukan bangsa secara bersama - sama. Kita ingin Indonesia lebih maju lebih lestari",lanjutnya.
Kepala Bidang Pencegahan Pencemaran dan Pengedalian Pengolahan Sampah Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Raijua, Dedi Syamhadi menggatakan bahwa pemerintah sangat mendukung setiap upaya pemulihan lingkungan.
Pemerintah melalui dinas lingkunggan hidup sangat mendukung semangat kolaborasi dan kerjasama dari berbagai pihak dalam membangun Sabu Raijua.
Dia mengapresiasi masyarakat di sekitar Wuihebo, Desa Raemadia, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua yang telah turut peduli terhadap lingkungan dengan menanam dan menjaga kawasan muara pantai Wuihebo.
Warga Desa Raemadia, Jublina Wila, yang juga tokoh Gereja Imanuel Wuihebo, usai kegiatan penanaman mangrove mengaku telah lama bersama masyarakat desa dan jemaat gereja menanam.
Dikatakannya, masyarakat telah sadar bahwa wilayah pesisir Pantai Wuihebo perlu dilakukan upaya pencegahan abrasi dengan menanam pohon.
Dengan tujuan untuk melindungan nelayan dan juga bangunan gereja yang dekat pantai. "Kami ingin menyelamatkan hidup, mayoritas hidup kami nelayan",katanya.
Kegiatan penanaman banyak melibatkan jemaat gereja, terutama pemuda dan anak - anak. Hal itu sebagai bentuk edukasi dan ungkapan syukur kepada Tuhan yang telah menciptakan segala untuk dikelola demi kesejahteraan umat manusia..
"Ingin bentuk ungkapan kami kepada Tuhan yang menciptakan bumi untuk kesejahteraan masyarakat",ujarnya.
Dia berharap semua pihak dengan berbagai bentuk dukungan untuk terus bergandengan tangan dalam menghijaukan pesisir Pantai Wuihebo.
"Teruslah menyokong kami di Jemaat Imanuel Wuihebo. Kami yakin, kegiatan penanaman ini akan teruskan berlanjut",pungkasnya.
Kegiatan penanaman pohon Mangrove di pesisir pantai Wuihebo diinisiasi mitra GEF SGP bersama warga Desa Raemadia, Jemaat Gereja Imanuel Wuihebo dan BKKPN serta pegiat lingkungan.
Pohon yang berhasil ditanam sebanyak 400 pohon terdiri dari Rhizophora mucronata 300 anakan dan Avicennia sebanyak 100 anakan.
Adapun peserta kegiatan penanaman adalah tim Seknas GEF SGP, Yayasan Bina Usaha Lingkungan (YBUL) Jakarta, AMATI Indonesia, National Geografi Indonesia.
Sedangkan mitra GEF SGP di tingkat lokal adalah Yayasan PIKUL, Yayasan CIS Timor, Bacarita Pangan Lokal (Bapalok), Ecologi Rai Hawu, Perkumpulan Masyarakat Penanangan Bencana Nusa Tenggara Timur (PMPB NTT). (R-1)