HUT Ke 10  Yayasan GPS: Berbagi Kasih dengan 30 Anak Yatim Piatu

Pose Bersama dengan Penerima Bantuan, Sumber Foto: Dok GPS

Menia, Pelopor9.com - Yayasan  Generasi Peduli Sabu Raijua (GPS) pada Senin (02/06/2025) merayakan Hari ulang tahun (HUT) ke -10. 

 

Perayaan HUT ditandai doa syukur bersama serta berbagi kasih dengan 30 anak Yatim Piatu  di Jemaat GMIT efata Deme, Desa molie, Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Senin (02/06/2025) sore.

 

Ketua Yayasan GPS yang juga pendiri Yayasan GPS, Jefrison Hariyanto Fernando dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan berbagi  kasih kepada yatim piatu sudah merupakan rutinitas setiap bulan sejak yayasan GPS terbentuk pada tanggal 2 Juni 2015 yang  lalu

 

"Kegiatan berbagi kasih yang kami lakukan hari ini sekaligus memperingati HUT yayasan yang ke 10, sudah menjadi rutinitas kami tiap bulan", Kata pria yang Akrab disapa Nando itu. 

 

Dikatakannya, kegiatan berbagi kasih kepada anak yatim piatu itu bukan hanya sekedar berbagi, melainkan GPS ingin menanamkan rasa kepedulian dan cinta  kasih kepada anak-anak sejak dini untuk saling berbagi dengan sesama .

 

"Selain berbagi dengan anak-anak, kami sebenarnya memiliki tujuan untuk menanamkan rasa kepedulian  dan cinta kasih terhadap mereka sejak dini, sehingga dalam alam bawa sadar mereka, akan terekam bahwa mereka pernah dibantu orang lain, sehingga harapannya suatu saat mereka melakukan hal yang sama seperti yang kami lakukan sekarang", ujar pegiat budaya Sabu Raijua ini.

 

Adapun bantuan berupa sembako, buku dan alat tulis serta pakaian layak pakai .

 

Dikatakan bahwa untuk pakaian layak pakai, yayasan mendapatkan sumbangan lewat open donasi sehingga siapapun yang memiliki pakaian anak-anak yang layak pakai bisa didonasikan kepada Yayasan untuk disalurkan kepada para yatim piatu.

 

"Untuk pakaian layak pakai , kami membuka donasi sehingga siapapun bisa memberikan pakaian layak pakai Kapada kami dan selanjutnya kami salurkan kepada anak-anak"ajaknya

 

Sebagai yayasan yang bergerak dibidang sosial, Kata Owner Jingitiu Rental Mobil dan Motor Sabu Raijua itu, banyak hal yang telah mereka buat selama 10 tahun dalam membantu masyarakat Sabu Raijua, misalnya  kolaborasi dengan Gereja GMIT,Yayasan GPS telah membantu sekitar 810 orang anak yatim piatu

 

Selain bergerak di Bidang sosial, Menurutnya, Yayasan GPS juga bergerak di Bidang Literasi dengan membuka  rumah inspirasi di Pulau Raijua dan pulau Sabu serta terlibat aktif berkolaborasi dengan beberapa Komunitas, NGO atau LSM  untuk membantu masyarakat Sabu Raijua lewat bidang pendidikan. 

 

"Di rumah inspirasi ada banyak kegiatan, misalnya kursus bahasa Inggris secara gratis, lewat bidang pendidikan kita juga buat kelas inspirasi Kapada para siswa di sekolah", ujarnya.

 

Di bidang kebudayaan, kata Nando, yayasan GPS telah berkontribusi menjaga dan melestarikan budaya Sabu Raijua lewat kerja -kerja kolaborasi dalam hal pendokumentasian budaya baik lewat tulisan, video dokumenter, penulisan buku serta menyelenggarakan event rutin seperti pameran cerita rakyat di sekolah yang ada di Sabu Raijua.

 

"Di bidang kebudayaan, kita terlihat aktif dalam pendokumentasian budaya Sabu Raijua, baik melalui tulisan, video dan audio visual serta tiap tahun kita selenggarakan pameran cerita rakyat di beberapa sekolah",tuturnya

 

Owner Jingitiu Farm Sabu Raijua itu menyampaikan terima kasih kepada Klasis Sabu Barat-Raijua terlebih khusus kepada ketua Majelis Jemaat Efata Deme yang telah berkolaborasi serta memberikan tempat bagi yayasan GPS untuk membuat kegiatan doa syukur bersama .

 

"Kami menyampaikan terima kasih kepada mama pendeta Femi sebagai KMK Sabu Barat-Raijua yang telah hadir sekaligus mendoakan kami hari ini serta Ketua Majelis Jemaat Efata Deme yang telah memberikan kami tempat untuk kegiatan, semoga kerja kolaborasi seperti ini tetap terjalin",ungkapnya. 

 

Sementara, Ketua Klasis Sabu Barat-Raijua, Pdt Femy Susanti Neno dalam sambutannya mengapresiasi Yayasan Generasi Peduli Sabu Raijua atas dedikasi dan pelayanan kemanusiaan, pendidikan dan kebudayaan bagi masyarakat Sabu Raijua selama 10 tahun.

 

Lebih lanjut, Pdt, Femy mengatakan pelayanan sosial kepada yatim piatu merupakan hal yang penting, akan tetapi yang perlu menjadi perhatian ke depan adalah orang yang telah dilayani diharapakan bisa manjadi pelayan untuk dia melayani generasi berikan, itulah konsep pemberdayaan yang sesungguhnya.

 

"Kita apresiasi yayasan GPS karena memiliki  konsep pemberdayaan yang sesungguhnya, dimana tujuan mereka melayani agar menjadi inspirasi supaya para penerima manfaat menjadi orang yang akan bermanfaat bagi sesama kedepan ",ucapnya.

 

Ia berharap anak-anak yang mendapat bantuan dari yayasan GPS terus belajar dan meraih cita-cita, begitu juga dengan orang tua wali harus memberikan motivasi kepada anak-anak agar mereka bersekolah karena hanya dengan pendidikanlah yang akan merubah nasib dan masa depan anak-anak sebagai generasi Penerus bangsa.

 

"Anak-anak haru sekolah dan rajin belajar, begitu juga dengan para orang tua dan wali harus memberikan motivasi kepada anak-anak agar rajin belajar dan bersekolah ",harapnya.

 

Diakhir sambutanya ia menyampaikan terima kasih dan selamat ulang tahun kepada yayasan GPS yang telah 10 tahun berkolaborasi dengan gereja GMIT dalam pelayanan terhadap anak yatim piatu

 

" Selamat ulang tahun yayasan GPS yang ke-10 , terima kasih karena telah berkolaborasi dengan Gereja GMIT, Tuhan memberkati pelayanan, memberikan berkat, kesehatan dan umur panjang bagi semua anggota yayasan", pungkasnya.  

 

Welem Dimu Laga, selaku PLT Camat Hawu Mehara yang mewakili pemerintah dalam sambutannya mengatakan bahwa membangun Sabu Raijua tidak cukup hanya pemerintah daerah tetapi perlu kerjasama antara pemerintah, gereja dan pihak-pihak lain seperti yayasan, NGO serta komunitas-komunitas lokal seperti sanggar seni dan lain-lain.

 

Menurut pria yang biasa disapa Welem ini, kolaborasi yang di bangun oleh yayasan GPS yaitu antara pemerintah,gereja dan yayasan merupakan hal yang perlu diapresiasi dan menjadi contoh dalam kerja-kerja kolaborasi membangun Sabu Raijua kedepan.

 

"Saya sudah lama mendengar nama GPS, tapi baru kali ini saya ikut kegiatan yayasan. Tentu membangun daerah ini perlu kerjasama antara pemerintah, gereja dan pihak-pihak lain. Ini menjadi contoh dan perlu diapresiasi", ucapnya.

 

Pria yang juga menjabat sebagai Sekertaris Dinas Kependudukan dan catatan sipil Sabu Raijua itu, menyampaikan terima kasih kepada yayasan GPS yang telah membantu sanggar anak legenda dengan alat musik serta telah membantu anak yatim piatu di Sabu Raijua terlebih khusus kecamatan Hawu Mehara.

 

"Atas nama pemerintah,saya menyampaikan terima kasih kepada yayasan GPS yang telah berkontribusi membangun Sabu Raijua melalui bidang sosial, pendidikan dan kebudayaan", utupnya

 

Dalam kegiatan ini juga dilakukan penyerahan bantuan alat musik tradisional (tambur  dan Gong ) serta Giring-giring kepada sanggar seni Anak Legenda yang merupakan sanggar binaan yayasan GPS.

 

Hadir dalam kegiatan HUT yayasan GPS yang ke-10, Ketua Klasis Sabu Barat-Raijua, Pendeta Femmy Neno, perwakilan Kadis PPO, Ketua Majelis Jemaat Gereja Efata Deme, Ketua sanggar anak Legenda, Ida Kale Dipa, sala satu pendiri Yayasan GPS, Yulius Boni Geti, serta para penerima bantuan. (R-1/tim)