Sambut Kehadiran GAMKI, Pemda Sabu Raijua Minta Dikritik dan Berkontribusi

Ketua DPD GAMKI NTT, Winston Rondo (duduk kedua kiri), Ketua Klasis Sabu Timur GMIT, Jhon Mozes Handrik Wadu Neru (kanan duduk), Wakil bupati Sabu Raijua, Thobias Uly (berdiri podium) Saat Memberikan Sambutan.

Menia, Pelopor9.com – Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) melakukan konsolidasi di Sabu Raijua, Sabtu (12/07/25) di Aula Klasis Sabu Barat –Raijua Gereja Masehi Injili di Timor.

 

Pemerintah daerah (Pemda) Sabu Raijua menyambut positif kehadiran GAMKI, melalui konsolidasi pembentukan GAMKI cabang Sabu Raijua. Pemerintah tidak menutup diri dalam menerima kehadiran GAMKI di Sabu Raijua.

 

Bupati Sabu Raijua dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil bupati Sabu Raijua, Thobias Uly, meminta GAMKI untuk tidak ragu dalam mengkritisi kebijakan dan program pemerintah demi kesejahteraan masyarakat.

 

“Sebagai pemuda saya harap GAMKI memiliki daya kritis terhadap berbagai isu yang berkembang di masyarakat. Namun kritik tersebut haruslah konstruktif disertai dengan solusi dan kontribusi nyata. Jangan ragu untuk bersuara namun pastikan suara tersebut adalah suara yang membangun demi kemajuan bersama”,katanya.

 

Dikatakan, GAMKI yang telah menjadi bagian dari pembangunan generasi muda Indonesia yang beriman, berintegrasi dan berjiwa nasionalis.

 

Organisasi ini adalah wadah strategis untuk menyalurkan semangat pengabdian kaum muda Kristen kepada gereja, masyarakat dan bangsa.

 

“Kehadiran GAMKI di tengah masyarakat khususnya di Sabu Raijua adalah sebuah angin segar dan harapan baru”,katanya.

 

Pemerintah juga berharap GAMKI dapat berkontribusi nyata dalam setiap aspek pembangunan di Sabu Raijua.

 

Dia berpesan, GAMKI untuk menjaga integritas dan moral di tengah perkembangan zaman yang penuh tantangan integritas dan moral sebagai benteng utama.

 

“Tunjukkan bahwa pemuda Kristen adalah pemuda yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan dan kasih. Jadilah pribadi yang dapat dipercaya dan membawa dampak positif di mana pun saudara-saudari berada”, ajaknya.

 

Sementara, Ketua DPD GAMKI NTT, Winston Rondo, dalam sambutannya mengatakan, GAMKI organisasi satu tarikan napas dengan pergumulan rakyat.

 

GAMKI Sabu Raijua sendiri, lahir dari pergumulan rakyat. “Kita hadir untuk mendengar, merasakan, menjawab pergumulan masyarakat kita. Dari petani, nelayan, hingga anak muda yang membutuhkan harapan. Kita bukan organisasi menara gading tapi berjalan bersama, berpeluh bersama dan berdoa bersama rakyat Sabu Raijua. Saya kira itu itu panggilan kita”, katanya.

 

GAMKI akan melakukan tiga pendekatan program kerja, Kewirausahaan, adaptasi teknologi digital, dan kreatifitas anak muda.

 

“Gagasan-gagasan inovatif tanpa batas untuk menghidupkan potensi pulau ini. Bersama tiga jurus ini akan menjadi nyala api yang tak pernah padam buat GAMKI di Sabu Raijua”,katanya.

 

Lanjutnya, Gamki Sabu Raijua akan menjadi mitra setia gereja. Membawa nilai-nilai Kristiani dalam setiap langkah organisasi.

 

Menjadi teladan kasih dan pelayanan sekaligus mendukung program pembangunan pemerintah. Dimana, perubahan sejati lahir dari kolaborasi yang tulus untuk kesejahteraan bersama.

 

“Mari menjadikan GAMKI Sabu Raijua sebagai rumah besar. Tempat kita belajar, bertumbuh dan bersama-sama menorehkan sejarah baru. Di bawah sang di bawah langit Saburaijua dengan doa dan semangat mari kita nyalakan obor perubahan”,tegasnya.

 

Ketua Klasis Sabu Timur GMIT, Jhon Mozes Handrik Wadu Neru, melalui suara gembala dan harapan, mengatakan bahwa gereja mengharapkan GAMKI tidak sekedar menjadi deretan panjang daftar organisasi masyarakat sipil yang ada di Sabu Raijua lengkap dengan logo-logo dan surat keputusan dan rapat-rapat seremonial.

 

Namun, harus jadi lonceng yang keras yang membangunkan kita dari tidur panjang. Terutama hari ini tidur panjang amnesia kolektif yang telah lama membuat kita nyaman dalam kubangan dan kebiasaan untuk lupa.

 

“GAMKI tidak boleh jadi tulang yang keropos karena kita orang muda adalah tulang punggung. GAMKI tidak boleh jadi tulang yang keropos yang kemudian dalam perjalanannya akan menagih susu Anlene (merk susu untuk lansia) kepada pemerintah dan APBD. Kadang-kadang begitu”,tegasnya.

 

Ditegaskannya lagi, Gereja merindukan GAMKI menjadi tulang punggung perubahan. Tulang yang kuat untuk memikul sejarah yang berat ini. Memangkul beban sosial yang tidak ringan.

 

Gereja merindukan GAMKI dengan jejak-jejak kaki anak mudanya untuk pergi ke pesisir pantai. Melihat bagaimana pasca dikeruk dan mangan diwacanakan di sana.

 

Gereja sangat rindu untuk GAMKI juga menjejak kaki di tanah yang retak. Di pasar-pasar yang tidak sehat. Karena banyak orang berpikir di pasar perjudian orang akan menjadi sejahtera.

 

Gereja merindukan GAMKI hadir di halaman-halaman rumah jemaat tempat di mana keadilan itu seringkali hanya tinggal basa-basi dari para pemimpin-pemimpin.

 

“Kami merindukan GAMKI hadir secara ekologis tetapi juga hadir di dalam keretakan sosial, budaya dan moral bumi hari ini. GAMKI tidak boleh lupa tentang jerit para petani garam. GAMKI tidak boleh lupa pada air mata anak-anak yang sekolahnya bocor dan bangku-bangkunya retak”,ujarnya.

 

Sekretaris Karteker Pengurus DPC GAMKI Sabu Raijua, Ramli Bunga mengatakan bahwa kehadiran GAMKI di Sabu merupakan salah satu wadah yang akan menghimpun kekuatan-kekuatan anak muda bersama dengan pemerintah dan juga gereja untuk melaksanakan hal-hal yang positif yang dapat berguna untuk masyarakat Saburaijua.

 

“GAMKI akan memiliki mitra yang strategis ketika bergandengan tangan dengan pemerintah maupun gereja dan sekiranya melalui momen-momen seperti ini GAMKI akan terus bergandengan tangan dengan pemerintah dan gereja untuk melaksanakan hal-hal baik untuk kemaslahatan masyarakat”,katanya.

 

Kegiatan dihadiri ketua klasis Sabu Barat – Raijua GMIT, pdt Femy Susanti Neno, S.Th, Pengurus DPD GAMKI NTT, 25 orang calon anggota dan anggota GAMKI.  Sebelum kegiatan diawali dengan ibadah singkat yang dipimpin oleh, pdt. Hesti Marlena Detemoli, S.Si.Teol, M.Si.Teol. (R-1)