2 Komunitas Media Online Kecam Pernyataan Biro Humas NTT

Peta Nusa Tenggara Timur, Foto: Google maps

Kupang, Pelopor9.com – Sejumlah komunitas Media Online di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengecam pernyataan kepala Biro Humas Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Pasalnya, humas pemerintah adalah mitra media. Apabila humas mengeluarkan pernyataan yang berpotensi memecah belah sesama media maka bisa dipastikan bukanlah mitra yang baik.

 

Ketua Jurnalis Online Indonesia (Join) Nusa Tenggara Timur, Joey Rihi Ga, mengatakan bahwa pernyataan kepala biro (Karo) humas NTT adalah sangat tidak pantas dan mencederai marwah media online. Sebagai humas, mestinya menempatkan media online sebagai mitra pemerintah, bukan mengeluarkan pernyataan yang memecah belah sesama media. 

 

“Beta anggap dia bukan mitra yang baik. Tugas dia sebenarnya menyenangkan dua pihak, gubernur dan wartawan. Sebagai Karo Humas, harus bersikap adil dan tidak boleh memilah media,”ujar Pemimpin Redaksi Seputarntt.com ini, Senin (24/06/19).

 

Dirinya sangat menyesalkan pernyataan Karo Humas Setda NTT, Marius Ardu Jelamu. Bagi Join, Karo humas tidak mengerti cara kerja media, tetapi bicara seakan – akan paling mengerti. Dan ini sangat fatal dalam menjalin hubungan pemerintah dan media.

 

“Kita (Join) pernah laporkan, dan dia minta maaf. Saya duga, karakter karo humas ini suka mencederai orang lain, lalu dengan gampang meminta maaf,”kesalnya, seraya berharap gubernur mengevaluasi karo Humas agar menempatkan figur yang tepat pada biro humas.

 

Kecaman juga datang dari, ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Media Online Indonesia (MOI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Herry F. F. Battileo. Herry sangat menyayangkan pernyataan dan penilaian yang dilontarkan Karo Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Jelamu.

 

Menurut pengacara ini, Karo Humas telah memahami pemberitaan media online secara sempit. Gaya pemberitaan online tentu berbeda dengan pemberitaan media cetak. Namun, paling penting adalah isi berita online padat dan melingkupi masalah serta tidak perlu kalimat yang panjang.

 

"Tentang media online, saya kira jangan pergunakan pemahaman sempit. Perlu banyak belajar, kalau negatif komentarnya karena tidak memahami apa sebenarnya itu media online,"ungkap Herry.

 

Herry menilai, Karo humas gagal paham dan tidak mengerti pemberitaan media online. Telah menunjukkan kekurangpahaman  maksud dan tujuan dari pemberitaan media online dan perlu banyak belajar.

 

"Beliau (Marius Jelamu) perlu banyak belajar memahami tulisan di media online. Pemberitaan media online hampir sama dengan pemberitaan di TV, tidak perlu banyak tulisannya. Kalau di TV, hanya gambar yang menceritakan peristiwa, itupun gambar berulang. Saya tidak sependapat dengan apa yang beliau maksudkan,"tegas Pemimpin Redaksi TOP TV Papua 3 tahun ini.

 

Dia berharap Karo Humas NTT untuk lebih banyak berfungsi mengawal kebijakan publik gubernur dan dapat bekerjasama dengan media, sehingga pernyataan gubernur dapat tersaring dengan baik ketika dipublikasi kepada masyarakat.

 

Menanggapi hal itu, Karo Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Jelamu meminta maaf, dan tidak bermaksud melecehkan media online. Dikatakanya, bahwa apa yang disampaikan sebagai pembaca berita.

 

“Jadi sekali lagi Saya katakan bahwa pernyataa itu tidak bermaksud lecehkan teman – teman di media online. Saya minta maaf jika pernyataan itu mengganggu,”ucapnya seperti dilansir dari harian Pos Kupang, Selasa (25/06/19).

 

Seperti diketahui, kecaman ini bermula dari pernyataan Karo Humas Setda NTT, Marius Jelamu yang menilai media online itu bagus karena dapat menembus dunia internasional. Namun pemberitaan media online di NTT belum memberi informasi yang lengkap,”kritik Marius, Senin (17/6/19), seperti dilansir Pos Kupang, (R-1).