Warga Belu Mulai Kesulitan Air Bersih

Ilustrasi

Belu, Pelopor9.com - Warga Kabupaten Belu mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Warga terpaksa berjalan kaki puluhan kilometer ke sumber air. Beberapa desa sangat mengharapkan bantuan air Tangki dari pemerintah. 

 

Warga Dusun Bokobeas Desa Kabuna Kecamatan Kakuluk Mesak, sudah sepekan kesulitan memperoleh air bersih. Debit air sumur milik warga sudah menurun. Sebagian warga mengambil air dari kali. 

 

"Kita jalan 2 kilometer, pakai jerigen untuk ambil air. Itu pun sumur penampungan,"ujarnya kepada Pelopor9.com, pekan lalu. 

 

Warga mencari sumber air lain, turun ke kali yang letaknya tidak jauh dari perkampungan untuk mengambil air. Air tidak langsung digunakan namun disaring untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan hewan peliaharaan. 

 

Kondisi yang sama terjadi di wilayah Desa Silawan Kecamatan Tasifeto Timur. Warga mulai kesulitan air, meski infrastruktur air bersih sudah disedikan di wilayah desa tersebut. Warga sulit mendapatkan air, karena banyak sumber air mengering. Kesulitan air biasanya terjadi saat memasuki musim kemarau. 

 

Warga Desa Silawan, Ferdinandus Mones Bili mengatakan ketersediaan air baku mulai berkurang dan debitnya sangat menurun. Dikatakan, sudah dilakukan koordinasi dengan Dinas PUPR Kabupaten Belu untuk perbaikan sumur dan jaringan perpipaan dan mobilisasi mobil tanki air. 

 

"Sarana air bersih cukup memadai. Setiap dusun, ada bak penampung. Jika antisipasi dengan mobil tanki, maka warga tidak terlalu sulit dapat air," kata Ferdinandus yang baru saja menghabiskan masa jabatannya sebagai Kades Silawan. 

 

Kesulitan air bersih juga terjadi di pusat Kota Atambua. Penghuni Indekos mulai mengeluh. Terkadang, ke kantor hanya membasuh muka.

 

"Bapak kost pakai air tangki. Sering terlambat isi. Katanya, dapat air susah. Sampai bak kering, baru dapat air,"kata Ida Leo, warga Halifehan, (R-1/ans).