Masyarakat Sabu Raijua Nilai PLN Berbohong

Ilustrasi

Hawu Mehara, Pelopor9.com - Masyarakat Kecamatan Hawu Mehara dan Kecamatan Sabu Liae Sabu Raijua, merasa dibohongi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah NTT. Pasalnya pemasangan jaringan sejak 2017 tidak kunjung diselesaikan.

 

Hal ini disampaikan oleh tokoh Pemuda Hawu Mehara, Kornelius Uly dan Tokoh Masyarakat Liae, Lorens A. Ratu Wewo kepada, Pelopor9.com, Sabtu (10/8/19)

 

Menurut kornelius, masyarakat sudah mendatangi PLN Sub Ranting Sabu Raijua, namun tidak mendapat jawaban, namun memberi jawaban dengan asalan yang tidak logis.

 

Diakatakannya, kurang lebih 100 calon pelanggan yang ada di Desa Pedarro, Wadumaddi, Ledeae, Gurimonearu sudah miliki Sertifikat Laik Operasi (SLO). Kata dia, saat ini menunggu pemasangan meteran. Tetapi PLN dari tahun 2018 PLN beralasan Kabel Swit (kabel meteran) dalam proses pengiriman dan pada tahun 2019 PLN beralasan kehabisan material MCB.

 

“Kami ke PLN Seba tahun 2018, jawaban kabel meretan masih dikirim dari Surabaya. Kami datang lagi, mereka janji bulan Agustus 2018 kami sudah terlayani dan janji bohong ini mereka terus lakukan, sampai akhir 2018 janji lagi bahwa listrik di wilayah kami menyala. PLN kembali berbohong padaa 6 Agustus 2019 katanya Material MCB lagi tunggu pengiriman dari Kupang,” kesalnya.

 

Dirinya mendapat informasi bahwa alasan terjadinya kekosongan material MCB saat ini, alasan yang tidak tepat atau berbohong, karena saat ini PLN lagi fokus pemasangan jaringan di Desa Menia.

 

“Saya dapat informasi juga dari petugas lapangan PLN Seba bahwa saat ini mereka lagi fokus pemasangan di desa Menia .Saya rasa ada perlakuan diskriminasi dilakukan PLN kepada kami masyarakat calon pelanggan PLN di Kecamatan Hawu Mehara karena mereka berasalan material MCB yang kosong, tetap saat ini mereka bisa pasang di Desa Menia,”tandasnya.

 

Dirinya menduga ada permainan dan mafia dalam kasus ini. Ia berharap keluhan masyarakat bisa didengar dan direspon oleh pemerintah dan PLN pusat.

 

Sementara Sekretaris PKB Sabu Raijua, Lourens A. Ratu Wewo menilai bahwa mandeknya pekerjaan jaringan PLN di Sabu Raijua yang sudah bertahun-tahun dinilai sebagai kegagalan pemerintah. Di mana PLN adalah perusahan milik pemerintah, semestinya pemerintah dapat mengontorol pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana. 

 

“Saya melihat ada kegagalan PLN dalam menekan kontraktor Pelaksana dan di duga PLN Turun bermain dalam menghambat pembangunan listrik di Sabu Raijua,”pungkasnya.

 

Hingga berita ini diturunkan, Lidya Humas PLN Wilayah NTT yang dikonfirmasi melalaui WhatApss (WA) belum meresponnya, (R-2/fwd).