Ketua DPRD Sabu Raijua, Paukus Rabe Tuka
Menia, Pelopor9.com - Pasca bada Seroja di Sabu Raijua, pemerintah mendata kerusakan, baik rumah penduduk, fasilitas pemerintah, fasilitas umum dan sebagainya. Khusus rumah penduduk akan dibantu oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sesuai tingkat kerusakan.
Pertemuan ini dipimpin langsungoleh Ketua DPRD Sabu Raijua, Paulus Rabe Tuka, didampingi wakil ketua, Simon P. Dira Tome, dihadiri oleh Penjabat Bupati Doris Alexander Rihi, para Asisten dan pimpinan OPD.
Menangapi wacana tersebut diatas, Ketua DPRD Sabu Raijua, Paulus Rabe Tuka mengaku bahwa masyarakat akan terus berharap dan menunggu bantuan yang dijanjikan oleh pemerintah melalui BNPB.
"Masyarakat akan terus berharap dan menunggu karena pemerintah mnjanjikan bantuan sesuai dengan tingkat kerusakan yang telah ditetapkan oleh BNPB" katanya, saat rapat Komisi bersama pemerintah dalam pembahasan bencana bada Seroja di aula sidang sementara DPRD Sabu Raijia, Sabtu (24/4/21)
Sebagai Ketua DPRD, dirinya berharap agar biayai untuk kerusakan rumah penduduk biasa dibiayai oleh BNPD dan Kementerian terakit, apabila yang menjadi harapan dan janji dari pemerintah daerah tidak terealisasi. Maka tersebut menjadi beban tersendiri kepada daerah atau pemda Sabu Raijua.
“Mudah-mudahan bisa terbiayai semua dari BNPB atau melalui kementrian yang ada. Tetapi kalau belum ada realisasi atau tidak mncapai apa yang disampaikan, maka akan jadi beban bagi pemerintah daerah”ucap Ketua DPC PDIP Sabu Raijua ini.
Dirinya berharap supaya ada refocusing anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) sebesar 28 M. disiapkan untuk mengantisipasi jika anggaran dari BNPB tidak terealisasi sesuai dengan data kerusakan yang disampaikan oleh pemerintah nantinya.
“Saya mengharapkan BTT Rp. 28M harus disiapkan untuk antispasi jangan sampai tidak terealisasi seluruhnya oleh BNPB”pintanya.
Dirinya mendorong refocusing anggaran BTT untuk bencana Seroja dan juga penanganan Covid-19, pemerintah tidak boleh hanya berpikir tentang anggaran untuk PSU saja.
“Kita dorong refocusing BTT untuk bencana,jangan sampai dana PSU lebih besar dari pada dana yang disiapkan untuk bencana dan penanganan Covid-19 di Sabu Raijua”tandas Ketua Alumni GmnI Sabu Raijua ini.
Untuk pemulihan pasca bencana,dirinya berharap agar masyarakat Sabu Raijua, tumbuhkan semanat gotong royong, selain itu, Pemda juga berkewajiban untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
“Semamagat gotong royong harus ditumbuhkan dan pemda juga berkewajiban untuk bisa mnajawab kebutuhan masyarakt Sarai pasca bencana”katanya.
Sementara Wakil Ketua DPRD Sabu Raijua. Simon P. Dira Tome mempertanyakan tentang strategi dalam menangani pasca bencana. Khususnya bagi rumah penduduk yang kategori rusak berat, apakah tetapi menggantung harap dengan pemerintah pusat atau ada strategi lain yang akan dilakukan oleh pemda Sabu Raijua.
“Staregi dalam menangami pasca baencana, khusus yang kategori rusak berat. Apakah tetap menggantung harapan dengan pemerintah pusat”Tanya dia.
Ditambahkannya, jika apa yang disampaikan atau dijanjikan oleh pemerintah pusat melalui BNPB, Pemerintah Sabu Raijua akan melakukan tindakan apa terhadap masyarakat yang terdampak.
“Kalau tidak terealisasi, apa yang harus dibuat, apa dibiarkan usaha sndiri atau ada pemikiran lain, khusus bagi masyarakat yang rumahnya tidak bsa ditinggal sama sekali”tegasnya.
Laporan dari Posko Tanggap Bencana Sabu Raijua yang disampaikan oleh Penjabat Bupati Sabu Raijua, Doris Alexander Rihi dalam rapat bersama Komisi DPRD Sabu Raijua, rumah penduduka yang rusak akibat badai Seroja berjumlah 15.050. terdiri dari Rusak berat 3.809, Rusak sedang 3.467 dan rusak ringan 7.774.
Disampaikannya, sesuai dengan Perka BNPB N0.15 tahun 2011 telah ditetapkan kategori kerusakan mendapatkan biaya sebesar 50 juta rusak berat, 25 juta rusak sedang dan 15 juta rusak ringa(R-2).