Laasar Marlens Bullu, Polisi Sederhana yang Peduli Sesama

Pose Bersama Laasar Marlens Bullu (kanan), dan Penerima Bantuan, Marten Nguru dengan latar rumah bantuan, Foto: Is

Menia, Pelopor9.com – Kesehatan, jabatan, dan berkat yang diterima adalah anugerah Tuhan. Berkat itu mesti berbagi dengan sesama yang sangat membutuhkan uluran tangan.

 

Inilah prinsip hidup, Laasar Marlens Bullu. Seorang anggota Polri yang bertugas di wilayah Polres Sabu Raijua, Kepolisian Daerah Tenggara Timur.

 

Meskipun dalam keterbatasan, ia harus menyisihkan berkat dari gaji dan beras jatah polisi untuk diberikan kepada janda, duda di Desa Huwaga, kecamatan Sabu Timur, kabupaten Sabu Raijua.

 

Tak hanya paket sembako, polisi yang akrab disapa Asar ini juga membantu merenovasi rumah warga.

 

Sejak bertugas di Pulau Sabu sejak tahun 2010 hingga kini bernama Polsek Sabu Timur, Polres Sabu Raijua sudah rutin berbagi maupun aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

 

Kehidupan warga Desa Huwaga dilihatnya tidak lebih sejahtera dari desa lainnya. Terutama kehidupan janda, dan duda yang mengantungkan hidup dari alam seperti pertanian.

 

“Saya lihat, rasa betul kehidupan warga di sini (Huwaga), susah sekali”, kata polisi yang berpangkat Aipda ini.

 

Salah satu warga Desa Huwaga yang mendapat sentuhan kasih dari Aipda Asar adalah Marten Nguru. Rumah reot miliknya direnovasi menjadi lebih layak, dibangun berukuran 5 x 7  meter dengan pasangan bata.

 

Rumah yang dahulunya miring, dan hampir roboh berubah menjadi lebih layak. Aipda Asar memanggil kerabat dari Marthen untuk memberitahukan niat itu.

 

“Setelah beta (saya) kumpul material, beta panggil dia, beta mau bangun bapak Marthen punya rumah. Kalau bapak setuju beta bangun,”ujar Ps. Kanit Propam Polsek Sabu Timur, Polres Sabu Raijua ini, belum lama ini.

 

Di tengah berbagi, Aipda Asar harus mencari sumber penghasilan lain dengan bertani rumput laut tahun 2013. Ketika menuju laut itulah, rumah Marthen terlihat tidak layak dinding sudah lapuk, lantai tanah, dan tiang sudah miring sehingga tergerak membantu.  

 

Dalam pembangunan itu, keluarga Marthen bergotong royong. Demikian dengan Mertua dari Aipda Asar yang menyumbang kayu.

Walau belum banyak yang terbantu, namun dirinya sudah merasa bersyukur karena kasih Tuhan sehingga bisa berbagi. Dimana, pada masa mendatang bisa membantu lebih banyak warga.  

 

“Jika di sini beta sudah bisa, pasti beta merangkak ke desa lain”, pungkas pria yang pelayanan gereja sebagai Penatua di GMIT Hosana Huwaga itu.

 

Kesederhanaan dan jiwa sosial dari Aipda Asar jauh sebelum menjadi anggota polri. Karena terlahir dari keluarga sederhana, dimana Asar sempat jadi tukang ojek dan buruh bangunan. Bahkan pernah menjadi pemulung.

 

Kerja sosial dari Aipda Asar, didukung penuh dari istri tercinta, Dwi susanti imelda Dubu. Ia seorang guru di SMA Negeri 1 Sabu Timur.

 

“Kalau tidak mendukung, pasti tidak jadi”, katanya.

 

Ia mendoakan suami agar terus rendah hati dan selalu mensyukuri berkat Tuhan.

 

“Mana yang terbaik dari Tuhan, apa yang Tuhan kasih, itu yang kotong (kita) terima”, ujar sang istri.

 

Terpisah, Marten Nguru yang ditemui media ini di kediamannya mengaku berterima kasih kepada Aipda Laasar Marlens Bullu yang telah tergerak hati membantu dirinya

 

" Saya bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan mengirimkan pak Asar, seorang polisi yang berhati mulia untuk membantu saya. jujur saja sebagai orang yang hidup sebatang kara saya tidak pernah bermimpi bisa tinggal di rumah tembok", ungkapnya sambil meneteskan air mata.

 

Dia mendoakan Aipda Lasar menjadi inspirasi bagi polisi lainnya serta terus menjadi kebanggaan keluarga, kebanggaan institusi Polri dalam melakukan kepedulian kepada sesama.

 

"Semoga pak Asar menjadi inspirasi bagi banyak orang dan kebanggaan bagi keluarga serta kebanggaan bagi institusi polri", pungkasnya. (R-1/tim