Julian Hendrik Pahlawan Asal Sabu Raijua 11 Tahun dalam Ingatan Sejarah

Sekda Sabu Raijua, Septenius Bule Logo Memberikan Sambutan pada Malam Perenungan di Pelataran Makam Julian Hendrik

Menia, Pelopor9.com – Nama Julian Hendrik atau Bangngu Ludji He, belum banyak yang mengetahui. Sosok ini adalah pahlawan perintis kemerdekaan asal Desa Eimau, Kecamatan Sabu Tengah, Kabupaten Sabu Raijua, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

 

Keluarga baru mengetahui, ketika sejarawan Indonesia yang juga wartawan senior, Peter Apollonius Rohi melakukan penelusuran sejarah dan melakukan peletakan batu pertama renovasi makam tahun 2015.

 

Tahun 2016 dilakukan pertama kali kegiatan perenungan dan pembakaran lilin di lokasi makam serta awal kisah heroik mulai dikenang masyarakat Sabu Raijua.

 

Kisahnya dimulai dari arsip nasional yang bertuliskan dalam bahasa Belanda, Hendrik adalah orang pertama yang tatkala berusia 24 tahun, pada 3 Februari 1933 mengajak teman - teman marine kru kapal perang De Zeven Provincien atau kapal 7 untuk merebut kapal milik penjajah itu.

 

"Revolusi sekarang juga!", ajaknya pada teman2nya dalam sebauh pertemuan di Gedung bioskop Ulele, Kutaradja (kini Banda Aceh).

 

Salah satu rekan perjuangannya adalah Martijn Pa Radja yang gugur saat pemberontakan dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta dan telah diabadikan pada nama jalan di Kota Kupang.

 

Aksi perebutan kapal itu membuat Gubernur General Belanda De Jonge memerintahkan pesawat terbang Dornier membom kapal perangnya sendiri.

 

Bom seberat 50 kg yang jatuh di atas geladak menewaskan Martijn Paradja, Gossal, Rumambi serta 23 prajurit marine, sedang Julian Hendrik dan Jermias Kawilarang bersama lbih seratus teman - temannya ditangkap dan dipenjarakan di penjara militer di Sukolilo, Madura.  

 

“Perjuangan yang cukup gigih perjalanan yang sangat panjang untuk menemukan jejak seorang Julian Hendrik. Jangankan orang lain, kami keluarga pun juga pasti tidak tahu siapa, di mana dia?”kata Cucu Julian Hendrik, Efaperditus He pada malam perenungan, (10/11/2025) di makam pahlawan Julian Hendrik.

 

Dia menyampaikan terima kasih yang tulus kepada keluarga besar sejarawan Peter Rohi dan keluarga besar Rohi. “Kalau bukan karena beliau (Peter) jejak Pahlawan Julian Hendrik tidak pernah terdeteksi atau pernah terlacak”,katanya.

 

Malam renungan hari pahlawan 2025 merupakan tahun 10 dilakukan di Makam Julian Hendrik di Desa Eimau. Ada banyak tokoh yang berziarah ke makam Julian Hendrik.

 

“Malam ini adalah malam ke-10. Kami keluarga besar Pahlawan Julian Hendrik alias Bangngu Ludji He atau keluarga besar Ludji He ada bersama-sama dengan Bapak Ibu sebagai orang-orang terhormat yang mencintai sejarah”,ujarnya.

 

Sekda Sabu Raijua, Septenius Bule Logo yang hadir pada malam perenungan itu mengatakan bahwa secara wilayah Sabu Raijua daratan pulau kecil namun melahirkan sejumlah tokoh penting dan pahlawan.

 

“Dari pulau yang kecil seperti ini yang di peta nyaris nyaris tidak kelihatan ternyata muncul juga salah satu pahlawan nasional yang merintis kemerdekaan”,katanya.

 

Perenungan yang dilakukan merupakan langkah baik untuk mengenang seluruh pahlawan yang mendedikasikan diri untuk bangsa Indonesia.

 

Dikatakan, penemuan kuburan Julian Hendrik di Sabu Raijua diharapkan menambah deretan sejarah perjuangan untuk dimasukan dalam database pahlawan milik kementerian sosial.

 

“Hal ini patut kita proses terus sehingga sampai pada tahap yang kita harapkan sehingga apa yang kita lakukan dalam beberapa tahun ini tidak sia-sia tapi berarti bagi daerah kita dan sampai di tingkat nasional”,ujarnya.

 

Sekda berharap nilai perjuangan Julian Hendrik dapat menjadi teladan bagi generasi masa kini.

 

“Tentunya kita yang ada saat ini juga harus meneruskan langkah yang sudah dirintis oleh almarhum lewat tugas dan pekerjaan kita”,harapnya.  

 

Sementara, Ketua yayasan Generasi Peduli Sarai (Sabu Raijua) atau GPS, Jefrison Hariyanto Fernando mengatakan bahwa Julian Hendrik adalah kebanggaan masyarakat Sabu Raijua dan Indonesia.

 

“Momen hari ini mengingatkan kita semua tentang ada pahlawan perintis kemerdekaan yang namanya Julian Hendrik yang berasal dari Desa Eimau”,katanya.

 

Proses pelacakan kuburan Julian Hendrik telah menyita waktu, dan perayaan perenungan 10 Nopember setiap tahun merupakan pergumulan panjang di tengah keterbatasan anggaran.

 

“Memang ini pergumulan panjang sesuai dengan apa yang disampaikan oleh keluarga tadi”,pungkasnya.

 

Dia berharap proses renovasi makam segera selesai dan menteri Sosial dapat meresmikan. Dia juga berterimakasih yang telah bergotong royong dalam menyukseskan acara perenungan.

 

Kegiatan perenungan diisi dengan pembakaran lilin, puisi, monolog dan tarian kreasi yang dibawakan sanggar anak Legenda dari Kecamatan Hawu Mehara. Pembacaan riwayat pelacakan dn riwayat perjuangan Julian Hendrik.

 

Hadir dalam kegiatan perenungan ini, keluarga besar Ludji He dan masyarakat Desa Eimau. Forkopimda Sabu Raijua, Kejaksaan, TNI Polri, Ketua DPRD Sabu Raijua.  

 

Hadir pula organisasi masyarakat sipil, Yayasan Sheep Indonesia, GAMKI Sabu Raijua, Komunitas Iman, Komunitas Toetoer Raekore, dan UN-Habitat.

 

Ketua Organisasi Jingitiu Sabu Raijua, Media Pelopor 9 dan Pos Kupang serta tamu undangan liannya. (R-1)