Opini: Sebuah pendekatan pembelajaran integritede dalam masa pandemi Covid-19

Foto Istimewa: Lay A. Yeverson

Sebuah pendekatan pembelajaran integritede dalam masa pandemi Covid-19

 

Oleh

Lay A. Yeverson

Praktisi Pendidikan NTT

 

Jika pandemi corana masih tak menentu kapan berakhir tidak perlu ada perubahan tahun pelajaran seperti yang diusulkan banyak pihak. Meskipun saya pernah usulkan beberapa pemikiran melalui media sosial dan grup-grup diskusi whatssapp, dan  email ke kemendikbud, namun sampai dengan saat ini pemikiran-pemikiran yang saya sampaikan hanyalah  sebagai  bentuk kepedulian untuk kita bersama dalam berinovasi melalui Learning From Home. 

 

Perlu  kali ini saya  menyampaikan  pikiran baru kepada pemerintah daerah dalam hal ini Dinas pendidikan Provinsi, Kabupaten /Kota, dimana bidang dikmen , bidang dikdas yang membawahi sie kurukulum yang juga memiliki EMASLIM dibidangnya agar dapat mengarahkan kepala sekolah dan guru-guru melalui pengawas pembina sekolah masing-maaing yaitu setiap sekolah perlu bentuk semacam tim teaching.

 

Tim ini akan bertugas menyusun model pembelajaran berbasis proyek yang akan diberikan sebagai penugasan kepada siswa sehingga siswa tidak mengalami beban belajar yang tinggi. Proyek itu bisa gabungan dari beberapa mata pelajaran.

 

Sebagai contoh, siswa diberi satu proyek untuk mencari satu masalah pada KD tertentu. Misalnya, tugas Biologi; aspek biologinya itu dia mencari spesies tertentu di sekitar lingkungannya. Nanti dari segi laporannya itu, guru Bahasa Indonesia bisa mengoreksi sisi bahasanya, teknik penulisan. Sedangkan guru biologi pada konten yang dikerjakan.

 

Untuk proyek ini juga masih bisa ditambahkan dengan mapel lain misal matematika misalnya ada sajian data dan analisis. Oleh karena itu masing-masing guru mata pelajaran yang tergabung dalam Tim Teaching tadi bisa memasukkan paket pembelajarannya ke satu proyek tersebut.

Inilah yang disebut dengan integrated curricuulm (kurikulum terintegrasi).

 

Jadi dalam satu KD mapel tertentu bisa berkolaborasi dengan mapel lain,  sehingga dpt mengurangi beban siswa dalam mengerjakan tugas mata pelajaran yg terlampau banyak. Kita bisa membuat istilah tri in one ( tiga mapel dalam satu tugas atau two in one ( dua mapel dalam satu tugas).

 

Tujuan dari  Kiranya pemikiran saya ini bisa menjadi sebuah bahan diskusi untuk mengambil keputusan teknis dalam melaksanakan learning from home pada tahun pelajaran baru.(*)