51 Anak Desa Loboadju Stunting, 46 KK Belum Punya WC

Ilustrasi

Sabu Tengah, Pelopor9 - Sebanyak 46 Kepala Keluarga (KK) dari 185 KK di Desa Loboadju belum memiliki Water Closed atau jamban sehat, sesuai standar kesehatan. Diharapkan Dinas terkait bisa membantu agar masyarakat desa Loboadju yang belum memiliki jamban yang layak bisa diberikan perhatian dengan membangun jamban.

 

Hal ini disampaikan oleh Anggota Pokja 3 Pokja PKK 3 Propinsi NTT, Adi Nexon Tomyan Langga dalam pemaparan hasil Bimtek dan diskusi kelompok dalam kegiatan di desa Loboadju, Sabtu (13/7/19). 

 

Dikatakannya, ketiadaan WC membuat warga Buang Air Besar sembarangan (BABs). Kata dia, kriteria menjadi desa model salah satunya adalah perilaku hidup bersih dan sehat. Akses sanitasi layak atau memiliki jamban sehat.

 

Lingkungan yang tidak bersih, dan berbau berdampak buruk pada meningkatnya Stunting. Desa Loboadju sendiri terdapat 51 anak dengan pertumbuhan pendek atau Stunting dari anak seumuran.

 

“Kalau kita tidak punya jamban maka bisa mencemari sumur yang ada di sekitar. Banyak penyakit yang ditimbulakn dari BAB sembarang. Desa model harus terhindar dari hal ini. Kita wujudkan masyarakat yang sehat dan bersi,”katanya.

 

Dirinya meminta agar masalah jamban sehat ini harus segera diperhatiakan oleh semua pihak, supaya masyarakat desa Loboadju. Minimal januari tahun 2019 semuanya sudah memiliki jamban sehat.

 

“Masalah jamban ini, Saya punya keyakinan Dinas terkait mempunyai kepedulian menamgani masalah ini dan tahun 2019 semua  kepala keluarga sudah punya jamban sehat,”ujarnya.

 

Sementara Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Sabu Raijua, Sofia Siu mengaku, untuk masalah jamban sehat sebagian sudah dianggarkan lewat Dana Desa di Sabu Raijua, termasuk desa Loboadju.

 

“Jamban sehat sudah diintervensi dalam dana desa pada tahun ini, termasuk untuk desa Loboadju,”ujarnya singkat

 

Untuk diketahui, penggunaan jamban sehat, salah satu dari 12 indikator keluarga sehat sesuai aturan Kementerian Kesehatan. Lima indikator dalam gizi ibu dan anak, dua indikator dalam pengendalian penyakit menular dan tidak menular, dua indicator dalam perilaku hidup sehat dan yang terakhir adalah satu indicator untuk kesehatan jiwa, (R-2/jom).