Garam Sabu Raijua yang Siap Panen, Foto: Dokumen Pelopor9
Menia, Pelopor9.com - Tata kelola penjualan garam industri di Kabupaten Sabu Raijua (Sarai) dinilai memprihatinkan. Saat ini, ada belasan ribu ton garam menumpuk di gudang. Bahkan menumpuk hingga di luar-luar gudang, lantaran belum terjual.
Penjabat Bupati Sabu Raijua, Ferdy Kapitan kepada wartawan beberapa waktu lalu mengaku ada sekitar 14 ribu ton garam industri di Sarai yang belum terjual hingga saat ini. Akibatnya, garam menumpuk sampai di luar gudang.
Kini, para pegawai Disperindag dan pekerja yang mengurus tambak garam di Sarai dilanda kecemasan, sebab musim hujan sudah di depan mata. Jika garam tidak segera terjual dan masih menumpuk di luar gudang, maka garam-garam tersebut terancam kembali jadi air laut.
"Kalau hujan, sudah pasti garam akan kembali jadi air laut. Terpal sudah diadakan tapi tidak cukup, karena garam yang diproduksi cukup melimpah,"ujar salah satu pegawai di Disperindag Sarai yang tidak mau namanya disebutkan.
Menanggapi persoalan ini, anggota Komisi III DPRD Sarai, Lazarus Riwu Rohi kepada wartawan, Sabtu (1/11/2020) mengatakan, tata kelola garam di Sarai memang sudah tidak becus sejak beberapa tahun terakhir. Padahal, dana yang digelontorkan untuk membangun tambak garam cukup besar, dengan harapan agar sektor ini bisa memberikan kontribusi bagi daerah dalam bentuk PAD.
Menurut Lazarus, menumpuknya garam industri di gudang, jelas membuktikan bahwa pemimpin Sarai saat ini tidak punya kemampuan untuk membangun jaringan pasar agar garam di Sarai bisa dipasarkan ke luar daerah secara lancar dengan harga yang kompetitif.
"Selama ini hanya harap Gubernur, terus pemimpin Sarai buat apa saja? Ini produk unggulan lokal, jadi pemimpinnya harus kreatif untuk membangun jaringan pasar. Kalau tidak, jangan heran kalau garam kembali jadi air laut," sebut Lazarus yang juga Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Sarai.
Pilkada serentak 9 Desember, lanjut Lazarus, adalah kesempatan yang baik bagi masyarakat Sarai untuk memilih pemimpin yang punya visi untuk menuntaskan persoalan-persoalan Sabu Raijua seperti garam.
"Kalau sudah seperti ini, apa yang kita mau pertahankan,"ungkapnya. (R-1/tim)