Upacara Adat ‘Pati Ka Dua Bupu Ata Mata’ di Puncak Danau Kelimutu

Tetua Adat

Ende, Pelopor9.com – Menutup rangkaian puncak kegiatan dari festival danau kelimutu yang berlangsung sejak tanggal 8 sampai dengan 14 Agustus 2019. Digelar upacara upacara adat Pati Ka Du'a Bupu Ata Mata (memberi makan nenek moyang) arwah leluhur masyarakat suku Lio di puncak danau Kelimutu, Rabu, 14/08/2019.

 

Acara ini dihadiri 20 persekutuan adat desa - desa penyangga Danau Kelimutu yaitu, Woloara, Koanara, Pemo, Nuamuri, Mbuja, Wiwipemo, Tenda, Wologai, Saga, Puutuga, Sokoria, Roga, Ndito, Detusoko. Wolofeo, dan Kelikiku.

 

Upacara ini digelar setelah melewati beberapa event seperti Ethnik Fashion, Taga Kamba dan Rakor Tiga Batu Tungku.

 

Wakil Bupati Ende, H. Djafar H. Ahmad, mengatakan bahwa Suku Lio percaya bahwa Danau Kelimutu merupakan tempat peristirahatan terakhir kehidupan. Tempat semua jiwa kembali setelah perjalanan hidup terakhir, bagian dari filosofis kehidupan umat manusia yang dipercayai oleh suku Lio.

 

Dikatakannya, pemerintah sangat mendukung pelestarian Danau Kelimutu terutama upacara ritual. Kata dia, kedepan pemerintah akan memasang kamera pengawas CCTV untuk memantau pengunjung.

 

”Tentunya masih banyak kekurangan yang kita harus  benahi bersama terkait sampah-sampah plastik yang berserahkan, dan ke depan akan berlakukan dilarang membawa kendaraaan roda dua dan empat dari pintu masuk, dilarang membuang sampah sembarangan, dilarang merokok dan apabila tidak mematuhi akan kenakan denda dengan intervensi CCTV dan penjagaan yang baik agar alam ini tetap dijaga dengan baik,” katanya.

 

Gubernur NTT, Viktor B. Laiskodat Pada Kesempatan itu mengatakan keberadaan dan pengelolaan Danau Tiga Warna Kelimutu diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. Sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.

 

“Kita harus bersyukur karena Tuhan menempatkan kelimutu di kabupaten Ende,  sebuah atraksi alam yang begitu indah dan mempunyai danau tiga warna yang menarik perhatian para wisatawan,”katanya. (R-1/Tri).