Suasana Penyambutan, Foto: PKP_ans
Kupang, Pelopor9.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Prof. Muhadjir Effendy memberikan apresiasi terhadap upaya penanganan stunting di NTT. Pasalnya, angka penurunan stunting di Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah cukup bagus, dari yang sebelumnya 35 persen turun hingga 24,2 persen.
“Mudah-mudahan tahun 2024 mendatang angkanya semakin turun sesuai target Presiden mencapai 14 persen,”kata Muhadjir saat memantau penanganan stunting di Kota Kupang, Senin (3/5/21) di kota Kupang.
Menurutnya tingginya angka stunting di NTT lebih karena faktor perilaku dan rendahnya pemahaman tentang asupan gizi pada warga. Karena sesungguhnya NTT memiliki kekayaan alam yang cukup seperti hasil perikanan dan produksi tanaman kelor dan makanan bergizi lainnya.
Sementara Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, memberikan apresiasi terhadap upaya penanganan stunting di NTT termasuk Kota Kupang, lewat pemberian makanan tambahan (PMT) bagi anak-anak.
Menurutnya dengan sumber daya alam yang ada di NTT seperti ikan, kelor dan sorgum sebagai makanan pengganti nasi harusnya tidak ada kasus stunting di daerah ini.
Penurunan angka Stunting tidak terlepas dari peran para kader Posyandu yang tidak pernah lelah dan terus belajar meningkatkan kapasitas diri untuk menangani stunting di NTT lebih baik lagi.
Persoalan penanganan Stunting bukan saja tanggungjawab satu pihak. Namun menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemda dan masyarakat.
Ketua TP PKK Provinsi NTT, Ny. Julie Sutrisno Laiskodat, mengatakan sejak tahun 2019, PKK focus menangani stunting dan gizi buruk di NTT, dengan memberdayakan potensi lokal yang ada seperti kelor.
Dikatakan, PKK menjadikan dua pada setiap kabupaten kota sebagai contoh penanganan Stuntung. Dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) selama 20 hari setiap bulan bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, anak PAUD dan SD.
Ketua TP PKK Kelurahan Lasiana, Ny. Yeni Bentura Funay, berterimakasih atas dukungan pemerintah pusat dan propinsi dalam mengintervensi penanganan Stunting.
Salah satunya untuk mengatasi kendala fasilitas yang terbatas, sperti gedung untuk posyandu dan alat timbang yang sudah rusak.
Dalam kunjungan tersebut kedua menteri juga berkesempatan menyerahkan bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi NTT dan sejumlah donator seperti Baznas dan Danone bagi anak-anak yang sedang menjalani perawatan akibat Stunting.
Rombongan memantau penanangan Stunting di Kota Kupang, usai memantau lokasi dan warga terdampak badai Seroja di Kabupaten Kupang, kedua menteri yang didampingi Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi dan Ketua DPRD Provinsi NTT, Emilia Julia Nomleni, berkesempatan mengunjungi Kantor Lurah Lasiana yang menjadi salah satu dari dua kelurahan contoh penanganan stunting di Kota Kupang.
Di Kantor Lurah Lasiana, rombongan menteri disambut oleh Ketua TP PKK Provinsi NTT, Ny. Julie Sutrisno Laiskodat, Ketua TP PKK Kota Kupang, Wakil Ketua TP PKK Provinsi NTT, Ny. Maria Fransiska Djogo Ny. Hilda Riwu Kore Manafe, Sekretaris Daerah Kota Kupang, Fahrensy Priestley Funay, S.E, M.Si, pimpinan perangkat daerah terkait, Lurah Lasiana dan Lurah Manutapen beserta Ketua TP PKK kelurahan masing-masing dan para kader posyandu. (R-1/PKP_ans)