Cerita Ermelinda, Penyair SMAK ST Petrus Ende Dikirim ke Festival Literasi Nasional

Maria Ermelinda Tea (kiri)

Ende, Pelopor9.com – Menulis adalah panggilan jiwa. Dengan menulis sesuatu berarti mengungkapkan isi jiwa lewat tulisan. Menulis membuka cakrawala berpikir seseorang.

 

Inilah pegangan Maria Ermelinda Tea,  siswa SMAK St. Petrus Ende, menjadi utusan dan perwakilan untuk mengikuti kompetisi Festival Literasi Nasional yang berlangsung di Kota Bogor Jawa Barat 24 - 29 Juli 2019  beberapa waktu lalu. 

 

Ia menjadi primadona Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Atas Katolik Santo Petrus Ende Nusa Tenggara Timur. Mengikuti dan masuk dalam Nominasi peserta Literasi Nasional, adalah sebuah kebanggaan dan anugerah, serta keajaiban. 

 

Sebelumnya tidak pernah bermimpi untuk bisa berkompetisi dalam hal menulis syair literasi di tingkat Nasional. Namun dengan modal juara 1 lomba literasi menulis syair yang sajaknya berima A, AA Tingkat kabupaten Ende menjadi bekal Ermelinda melangkah ke jenjang yang lebih tinggi.

 

Ermilinda  berhasil menyingkirkan 27 peserta lain berbagai sekolah SMA/SMK yang ada di Kabupaten Ende. Tulisan literasi untuk syairnya berjudul Himne Alam Semesta merupakan tiket bagi dirinya untuk berkompetisi di Festival Literasi Tingkat Nasional. 

 

Dengan raut wajah bahagia bercampur malu, Ermilinda mengaku bersyukur kepada Tuhan, karena telah diberikan kemampuan dan talenta untuk bisa menulis.

 

Di samping itu, rasa terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua serta para pendidik dan pengajar di SMAK ST. Petrus Ende yang sudah mengarahkan, membimbing dan mendidiknya sehingga menjadi penulis. 

 

Menurut siswi berusia 19 tahun asal Kabupaten Ngada  ini, generasi milenial di era ini sudah sangat jarang mempunyai bakat dan minat untuk menulis. Jumlahnya tidak banyak dan bisa dihitung.

 

Menjadi penulis tidaklah mudah. Mesti rajin membaca dan berlatih. Banyak kendala bagi siswa-siswi yang mau menulis, kebiasaan membaca. Sehingga perlu terlatih dan membaca menjadi hobby.

 

“Itu mungkin dipengaruhi oleh kurang nya,  hobi,  minat, niat,  dan semangat siswa untuk menulis dan bercerita, serta Tim pendamping yang sangat minim untuk literasi itu sendiri,”ujarnya.

Di kompetisi Festival Literasi Nasional ada beberapa kategori materi yang diperlombakan dengan Tema Umum yakni "INDONESIA ROMANTIS". Dari Tema Umum ini dibagi lagi  dalam beberapa sub tema yaitu : Keberagaman dan Solidaritas.

 

Setelah mengikuti kegiatan Literasi Nasional, Ermilinda merasa puas dan bangga.  Walaupun tidak mendapatkan juara di tingkat nasional tetapi setidaknya telah menjadi bagian dari kompetisi literasi Nasional. 

 

Ia berharap agar kegiatan Literasi terus digalakkan dan digiatkan di sekolah. Dengan demikian, para siswa dapat berkembang dan berkreatif dalam menulis literasi apapun. Di samping itu,  semua siswa harus berperan serta dalam membentuk karakter dan jati diri dengan menulis literasi. 

 

Terpisah, kepala sekolah SMAK ST. Petrus Ende, Wilfridus A. Lolonrian, mengatakan Lembaga sangat bangga dan apresiasi atas prestasi yang dicapai. Ini semua terjadi karena berkat kerja sama antara pihak pendidik dan juga anak didik yang intens dan komprehensif sehingga prestasi itu bisa diraih. 

 

Dia menegaskan bahwa mulai tahun 2019,  di lembaga pendidikan SMAK ST Petrus Ende, Lembaga menambahkan materi muatan lokal berupa pelajaran komunikasi dalam rangka meningkatkan minat dan bakat siswa-siswi di bidang literasi. (R-1/Tri).