Sekretaris UPP Pendidikan Sinode GMIT, Pdt. Daniel Wadu (tengah) foto bersama KMJ dan Jemaat Wuihebo usai kegiatan sosialisasi beasiswa
Menia, Pelopor9.com – Unit Pembantu Pelayanan (UPP) Bidang Pendidikan Sinode GMIT, melakukan kunjungan ke Yayaysan Pendidikan Kristen (Yapenkirs) Adda Hari Sabu Raijua. Dalam kunjungan ini, sekaligus memberikan sosialisasi peluang beasiswa bagi anak-anak GMIT di Sabu Raijua. Kegiatan ini, beralngsung di dua tempat, yakni di Gereja GMIT Bethesda Bolou dan Gereja GMIT Wuihebo, Selasa (2/11/21).
Kegiatan ini, dihadiri langsung oleh Ketua Pembina Yapenkris Adda Hari, Pdt. Loni Radja Gah, Ketua Klasis Sabu Timur, Pdt. Jhon Moses wadu Neru, KMJ Wiuihebo, Pdt. Nara He, Ketua KMJ Bthesda Bolou, Pdt Ita Mena, Ketua Yapenkris Adda Hari Sabu Raijua, Frenky Palike serta jemaat.
Sekretaris BP Pendidikan Sinode GMIT, Pdt. Daniel Wadu, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa anak-anak GMIT yang telah menyelesaikan studi di bangku SMA, dapat melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi. Walaupun secara ekonomi sangat terbatas untuk membiaya Pendidikan.
“Saya anak Sabu dari keluarga petani. Secara ekonomi tidak mampu, tapi saya berusaha untuk mencari tau dan menyurati kedutaan Jepang, Belanda dan lainnya untuk bisa dapat berasiswa dan akhirnya saya dapat dan lanjut ke UKSW Salatiga”kata sebagai pengantar sosialisasi.
Diakuinya, anak-anak GMIT punya kemampuan sama seperti yang lainnya, sehingga bisa bersaing saat berada dibangku Pendidikan tinggi. Hanya saja, peluang untuk mendapatkan beasisiwa sangat kecil karena informasinya tidak pernah diketahui (akses kurang).
“Anak-anak kita banyak yang pintar tapi karena biaya maka ada yang tidak lanjut. Padahal beasiswa banyak sebenarnya. Apalagi sekarang, sudah banyak yang pakai HP andorif, tinggal akses dan cari peluang beasiswa” ujarnya.
Disampaiakanya, syarat untuk mendapatkan beasiswa terutama bidik misi adalah siswa prestasi, mempunyai Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan juga surat keterangan tidak mampu dari desa atau keluarahan setempat.
“Jadi mulai sekarang, sebagai orang tua harus lengakapi identitas anak kita dan urus juga KIP supaya kalau kuliah bisa cari beasiswa. Ada banyak beasiswa diluar sana tapi semua pasti ada syaratanya”katanya lagi.
Dirinya mencontohkan di Universitas Artha Wacana (UKA) Kupang, terdapat berasiswa namun banyak yang tidak mengetahui. Sehingga, tidak banyak yang tau syarat untuk mendapatkannya selama ini.
“Sedapat mungkin, kita akan menyampaikan infirmasi dan peluang beasiswa ini, kepada pengurus Yapenkris dan pengurus akan menyampaikannya kepada bapa dan mama semua” ujranya.
Dalam ksempatan itu, Ketua Klasis Sabu Timur, Pdt. Jhon Moses Wadu Neru berharap agar para Pendeta yang ada di wilayah Klasis, bisa menagkap peluang yang ada dan membangun komunikasi dengan Bidang Pendidikan Sinode untuk mendapatkan informasi tentang beasiswa.
“Untuk pengurusan Kartu Indoneaia Pintar (KIP), para pendeta juga bisa bantu jemaat yang anaknya sementara di bangku sekolah. Bantu untuk cari tau prosedur untuk bisa dapat KIP. Karena itu salah satu syarat dapat beasiswa”ujar Pembina Yapenkris Adda Hari ini.
Sementara Ketua Majelsi jemaat GMIT Wuihebo, Pdt. Nara He, berterimakih dengan Bidang Pendidikan Sinode dan juga Yapenkris yang hadir di Jemaat untuk menyampaiakan informasi tentang peluang baeasiswa yang harus ditangkap oleh Jemaat untuk anak-anak mereka yang akan melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Kuliah)
“Terima kasih untuk bapak Pdt. Daniel dari Badan Pendidikan GMIT, yang datang memberi semangat kepada Jemaat kami. Agar anak kami bisa lanjut kuliah dengan manfaatkan beasiswa nanti”katanya.
Ditambahkannya, anak Jemaat GMIT Wuihebo, punya potensi untuk melanjutkan kuliah. Namun, kendala biaya sehingga banyak yang tidak bisa menlanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Ini menjadi tugas kita bersama, diaken, pengajar mendata anak-anak. Supaya kita tau berapa anak-anak kita yang akan melanjutkan Pendidikan. Kita bisa dorong untuk dapat beasiswa”katanya lagi. (R-2)