Sekretaris Jemaat GMIT Bethesda Bolou, Luisa Koro Lulu (berdiri) saat mengajukan pertanyaan pada Sosialisasi peluang beasiswa, Selasa (2/11/21) lalu.
Menia, Pelopor9.com - Seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K) tahun 2021, dinilai sangat diskriminatif. Dimana, Tenaga Pendidik (Honor) yang mengabdi pada sekolah swasta, lebih khusus pada SD GMIT yang ada di Sabu Raijua tidak diakomodir mengikuti seleksi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini.
Karena itu, Yayasan Pendidikan Kristen (Yapenkris) Adda Hari, diharapkan dapat memperhatiakan nasib para guru honor dan kontrak yang sedang sudah mengabdi bertahun-tahun pada sekolah GMIT yang ada di Sabu Raijua. Agar, bisa mengikuti seleksi P3K seperti tenaga pendidik honorer yang mengabdi pada sekolah Negeri.
“Pada seleksi P3K tahun ini, Guru honorer yang ada di Sekolah GMIT tidak bisa ikut seleksi. Ini menjadi pertanyaan kami, kenapa sampai hal ini terjadi. Padahal sama juga dengan di Sekolah Negeri, memberi diri untuk mengabdi dan mencerdaskan generasi bangsa terutama generasi Sabu Raijua” Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jemaat GMIT Bethesda Bolou, Luisa Koro Lulu pada Sosialisasi peluang beasiswa, Selasa (2/11/21) lalu.
Dirinya menilai, ada kesenjangan yang dilakukan oleh pemerintah pusat selama ini. Dimana, pemerintah hanya memperhatikan tenaga Pendidik yang mengabdi di sekolah pemerintah atau sekolah Negeri. Sementara yang mengabdi di sekolah swasta (GMIT) diabaikan.
“Bagi kami, ini ada kesenjangan yang dibuat oleh pemerintah pusat. Karena itu, kami harap Yapenkris bisabangun komunikasi denganpemerintah, supaya tenaga pendidik yang ada di sekolah GMIT juga bisa diberikan kesempatan yang sama seperti mereka yang mengajar di sekolah Negeri”katanya.
Senada dengan itu, Kepala SD GMIT Menia, Bendelina Ado dalam pertemuan lengkap bersama kepala sekolah, Yayasan, Badan Pendidikan dan Dinas PKKO Sabu Raijua, di SD GMIT menia, Rabu (3/11/21) mempertanyakan hal yang sama dan meminta agar Yapenkris bisa mencari solusi bagi tenaga honorer yang ada di sekolah Swasta.
“Tahun ini, ada seleksi P3K bagi para tenaga pndidik tapi guru honor yang yang ada di sekolah GMIT tidak bisa ikut seleksi. Sementara mereka juga ingin ikut seleksi seperti halnya guru honor di Sekolah Negeri. Kami harap Yayasan bisa cari solusi bagi kami”ujar Kepala SD GMITMenia ini.
Menurutnya, tenaga pendidik baik honor komite maupun kontrak daerah yang mengabdi di sekolah swasta (GMIT) yang ada di Sabu Raijua, mempunyai impian untuk menjadi tenaga P3K ataupun diangkat menjadi ASN melalaui K2 seperti pada tahun sbelumnya.
“Selain karena panggilan jiwa untuk mengabdi, mereka juga tentu punya harapan supaya bisa ikut seleksi P3K seperti guru yang ada di sekolah Negeri. Semoga ini menjadi pertimbangan Yayasan untuk bisa perjuangkan”pintanya.
Sementara Ketua Yapenkris Adda Hari Sabu Raijua, Frenky Palike menyayangkan hal itu terjadi. Tetapi akan dikomunikasi dengan pemerintah daerah dan juga pemerintah Pusat melalui Dinas Pendidikan dan Lembaga DPRD terutama Komisi yang membidangi Pendidikan.
“Kita tentu sayangkan hal ini, tapi mungkin pemerintah punya alasan. Karena itu, kita akan bangun komunikasi dengan Dinas terkait dan juga kepada DPRD terutama Komisi yang urus Pendidikan. Agar, ini menjadi perhatian bersama dalam mengurus Pendidikan di Sabu Raijua” ujarnya.
Sementara Sekretris UPP Pendidikan Sinode GMIT, Pdt. Daniel wadu juga menyampaikan hal yang sama, bahwa hal itu akan dikomunikasikan dengan pemerintah, sehingga bisa dicari jalan keluar bersama. Karena selam ini, semua tenaga pendidik di SD GMIT diperbantuak dari pemerintah Daerah.
“Kita akan bangun komunikasi, selama ini semua tenaga diperbantukan oleh pemerintah daerah dan ini kita sangat berterimaksih. Jadi kalau soal adanya tenaga pndidik (honor), tidak bisa ikut seleksi P3K pasti karena regulasinya. Kita akan sama-sama cari solusi supaya semua punya hak yang sama ikut seleksi”ungkapnya. (R-2)