Penyerahan Bantuan Bank NTT
Menia, Pelopor9.com - Bank NTT sangat serius dalam mengembangkan potensi wisata di Kabupaten Sabu Raijua. Ini terbukti dengan adanya penyaluran dana Corporate Social Responsibilt (CSR) sebesar Rp. 15.000.000, untuk pembangunan jalan setapak di Kampung Adat Namata pada tabun 2021 ini.
Bantuan ini diserahkan langsung oleh Pimpinan Bank NTT Cabang Sabu, Mikael Johanis Ndolu kepada Kepala Suku Namata, Marthen Kore Nguru, Kamis ( 9/12/21).
Direktur Bank NTT, Harri Aleksander Riwu Kaho melalui Pimpinan Cabang Bank NTT Sabu, Mikael Johanis Ndolu kepada media ini mengatakan, Bank NTT sebagai Bank pembangunan Daerah, mempunyai tanggung jawab dalam mengembangakan potensi wisata di seluruh NTT, termasuk pengembangan wisata di Kabupaten Sabu Raijua. Melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank NTT.
"Kita baru saja menyerahkan bantuan CSR sebesar Rp. 15 juta, untuk pemabangunan jalan setapak di Kampung Adat Namata (tangga masuk) dari sebelah timur," katanya.
Dikatakannya, Kampung Adat Namata saat ini tidak hanya dikenal oleh masyarakat NTT tetapi juga oleh dunia Internasional. Dimana pada tahun 2021 menjadi juara 1 API Award sebagai kategori kampung Adat Terpopuler. Karena itu, perlu mendapat perhatian dari semua pihak agar Kampung Adat Namata ditata dengan bagus sehingga mempunyai manfaat, untuk peningkatan ekonomi masyarakat dan juga bisa meningkatkan pendapatan daerah dari retribusi pariwisata ke depannya.
"Ini tanggung jawab kita bersama dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Dengan adanya Kampung Adat Namata, maka pertumbuhan ekonomi alan semkin meningkat. Akan banyak wisatawan yang datang ke Sabu Raijua. Karena itu, perlu ditata dengan baik setiap lokasi wisata di Sabu Raijua, termasuk Namata,"ujarnya lagi.
Menurutnya, pembangunan jalan setapak tersebut akan dibangun oleh pihak ketiga dan itu dilakukan oleh CV. Mone Miha dan direkturnya merupakan anak suku Namata sendiri. Sehinggga hasilnya mutu dari pekerjaan itu tidak bisa diragukan.
"Yang mengerjakan anak suku sendiri, tentu kita tidak ragu soal mutu pekerjaannya,"tegasnya.
Dijelaskannya, sebelumnya Bank NTT juga telah membangun Lopo dari pintu masuk sebelah barat Kampung Adat Namata, dilengkapi dengan perabot jualan. Sehingga menyimpan dan menjajakan kain tenunan adat dan souvenir lainnya. Agar wisatawan yang masuk ke Kampung Adat Namata bisa melihat dan membeli.
"Kita siapkan tempat jualan di lopo itu, bagi yang ingin beli juga tidak harus transaksi uang cash. Karena kita sudah ada QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Sebagai alat pembayaran digital atau pembayaran non tunai,"jelasnya.
Selain itu, bagi wisatawan yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang sejarah kampung Adat Namata, Bank NTT juga sudah mempunyai barcode yang bisa akses tentang sejarah Kampung Adat Namata, yang ditulis oleh salah seorang Tokoh Muda Budaya Sabu Raijua.
"Bagi wisatawan yang ingin tahu lebh jauh tentang sejarah kampung adat Namata, bisa akses melalui barcode yang kita sudah siapkan disana. Tulisan itu, sumbernya dari Pak Jefrison Haryanto Fernando, Tokoh Muda Sabu Raijua yaang konsen dengan budaya dan kita sudah minta ijin juga dengan pak Nando,"kata dia
Ditambahkannya lagi, Bank NTT pada tahun 2022 mempunyai program desa binaan di 5 desa untuk pembangunan lopo dan tempat jualan seperti yang sudah dibangun di Kampung Adat Namata saat ini. Ini semua bertujuan untuk mengembangkan wisata yang ada di Sabu Raijua.
"5 desa binaan yang akan bangun lopo dan tempat jualan pada tahun 2022 itu yakni, desa Raeloro, Eilode, Kolorae, Raekore dan Ramedia,"ujarnya.
Sebagai pimpinan Bank NTT Sabu, Mikael Johanis Ndolu berharap, dengan adanya CSR dari Bank NTT untuk pengembangan Wisata di Sabu Raijua, bisa pariwisata lebih hidup dan peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
Sementara Kepala Suku Namata, Marthen Kore Nguru merasa sangat berterimaksih dengan bantuan dari Bank NTT. Karena pembangunan jalan setepak tersebut akan bermanfaat bagu banyak orang, tidak hanya bagi Suku Namata sendiri.
"Terimaksih tak terhingga kepada Bank NTT. Karena sudah memperhatikan kita dengan bantuan untuk memajukan wisata di Sabu Raijua. Bank rakyat dan kembali memperhatikan rakyat,"ujarnya.
Disampaikannya lagi, pembangunan jalan setapak tersebut dari pintu masuk sebelah timur dan berakhir di Banni Deo. Di depan rumah Luiwagga atau rumah Maratu Kaho, leluhurnya Dirut Bank NTT, Harry Aleksander Riwu Kaho.
Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa suku Namata akan memberikan lahan milik suku Namata untuk pembangunan di Sabu Raijua. Tanpa harus memberikan imbalan apapun dari pemerintah dan itu sudah menjadi tekad dari suku Namata selama ini.
"Khusus untuk pembanguan daerah, tanah milik Namata diberikan seluas-luasnya kepada pemerintah. Tidak perlu ada pelepasan hak atas tanah, tetapi kalau untuk administarsi pemerintah maka kami akan membuat surat pelepasan hak. Yang terpenting tujuannya untuk pembangunan dan memajukan daerah,"tegasnya.
Sementara Direktur CV. Mone Miha, Yemrison Y. Bunga mengaku bahwa dana sebesar Rp. 15 juta yang diberikan oleh Bank NTT untuk pembanguan jalan setapak tersebut untuk membangun tangga menuju kampung adat Namata sepanjang 40 meter, akan dikerjakan dalam waktu sudah ditentukan oleh pihak Bank NTT.
"Dana itu untuk bangun setapak sepanjang 40 meter dan sebagai anak suku sangat berterimakasih dengan Bank NTT yang sudah perhatikan kami. Saya punya tanggung jawab untuk itu. Saya akan kerjakan sampai 42 meter,"jawabnya singkat. (R-2)