Bawa 100 Program Kerja, Tim KKN UGM lewati 2 Minggu Pertama di Sabu Raijua

Mahasiawa KKN UGM bersama siswa SD salah satu sekolah di Hawu Mehara

Menia, Pelopor9.com – Sebanyak 24 mahasiwa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, melaksanakan KKN-PPKM di Kabupaten Sabu Raijua tepatnya di Kecamatan Hawu Mehara. Tim yang dibimbing langsung oleh Dr Widya Nayati, MA. Ini, membawa hampir 100 program kerja yang memiliki tema besar “Pemberdayaan Perempuan dan Pengembangan Pariwisita berbasis Edu-park”.

 

Pertanggal 15 Januari 2022 para mahasiswa ini sudah melewati setidaknya dua minggu masa kerjanya di lapangan. Para mahasiswa ini tersebar di 4 desa diantaranya: Desa Pedarro, Desa Lobohede, Desa Molie, dan Desa Tanah Jawa.

 

Selama 14 hari ini, mereka sudah mulai tancap gas untuk menjalankan program-program kerjanya mulai dari yang berhubungan dengan pariwisata, edukasi anak dan perempuan, mitigasi bencana, sampai teknik pengelolaan tanaman.

 

Di Desa Lobohede satu dari sekian mahasiswa memberikan pengarahan tentang teknik silvikultur kepada ibu-ibu PKK desa. Osi sebagai kordinator program ini, menjelaskan bahwa pemberdayaan ibu-ibu desa dengan edukasi konsep teknik silvikultur sangat tepat. Dikarenakan, menanam adalah satu rutinitas ibu-ibu di Desa Lobohede.

 

Selain itu, kedepannya hal ini juga menjadi upaya baru perihal ketahanan pangan. Karena, kemudahan yang ditawarkan metode ini dalam mengolah tanaman. Selain itu 5 mahasiswa yang berada di desa ini juga membantu percepatan vaksinasi yang dilakukan Badan Intelijen Negara (BIN) yang berkerjasama dengan pihak kecamatan Hawu Mehara.

 

Lain halnya di Desa Pedarro, selama dua mingggu ini para mahasiswa melaksanakan program yang berhubunagn dengan pengolahan bahan mentah, yang ada di sekitar desa yang tidak hanya untuk dijadikan makanan atau minuman yang bergizi namun juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.

 

Tidak hanya makanan dan minuman, mereka juga memberikan pengarahan pentingnya kebersihan di era pandemi dengan langsung memberikan edukasi tentang tata cara pengolahan daun sirih sebagai bahan utama Hand Sanitizer.

 

Mitha kordinator tim Pedarro menjelaskan bahwa awalnya keadaan Desa Pedarro sebagai desa terluas di Kecamatan membuat mereka tidak percaya diri dengan program yang mereka miliki, namun kehangatan masyarakat sekitar membuat mereka menjadi berkomitmen untuk bisa memberika dampak kepada masyarakat walaupun kecil.

 

Cerita yang menarik juga terjadi di desa lainnya, yaitu Desa Molie. Para mahasiswa ini dengan cepat berbaur dengan anak-anak di Desa ini dengan membawa tagline “Hawu Are You Molie”. Mereka para mahasiswa KKN berusaha melakukan pendekatan langsung kepada setiap anak, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

 

Para mahasiswa di Desa Molie ini banyak membawa program yang bersentuhan langsung dengan anak-anak, seperti; Sekolah alam, pengajaran bahasa Inggris, bahkan yang lebih menarik mereka berusaha menjelaskan sex-education ke anak-anak untuk meningkatkan kesehatan reproduksi.

 

Alim kordinator dari desa ini menjelaskan kalau target sasaran mereka difokuskan ke anak-anak dikarenakan Desa Molie suatu saat harus memiliki generasi baru yang sehat, cerdas, dan kreatif di segala aspek.

 

Yang terakhir program mahasiswa di Desa Tanajawa, di desa ini program yang dibawa sedikit banyaknya memiliki kemiripan dengan tim di desa Desa Molie perihal sasaran. Sasaran tim Tanajawa kebanyakan memang mengarah ke anak-anak.

Menariknya selama dua minggu ini mereka tim Tanajawa sering berjalan-jalan sore dengan anak-anak di sekitar Tanajawa untuk bermain dan belajar. Selain itu mereka juga menghadirkan fasilitas pendukung pembelajaran anak seperti pembuatan rak buku, pengadaan permainan anak, bahkan pengecatan gedung paud untuk menarik minat anak belajar.

 

Rafli sebagai kordinator dari tim ini menjelaskan langkah mereka adalah upaya untuk meningkatkan kemauan anak dalam belajar dengan metode bermain yang sifatnya edukatif. Rafli juga menambahkan bahwa perlu kita ketahui bahwa kemampuan anak-anak di pulau terluar seperti ini juga tidak kalah dengan kemampuan anak-anak yang berada di pulau Jawa.

 

Selama dua minggu, mahasiswa KKN UGM dapat dikatakan sudah pro-aktif dalam mengajak masyarakat baik pemuda, anak-anak, hingga orang tua untuk dapat meningkatkan kemampuan mereka dengan apa yang tersedia di desa mereka. Masyarakat Pulau Sabu yang terdampak langsung dari badai seroja juga diharapkan mampu bangkit walau hanya sedikit dengan hadirnya tim KKN UGM periode ini. (**)