Didirikan Seorang Penjaga Sekolah SDN Bakateu Jadi SD Model Disiplin

Kepala Sekolah SDN Bakateu, Yosep Seran Kehik, S. Ag

Malaka, Pelopor9.com - Awalnya sekolah itu menggunakan sebuah ruang tempat pemungutan suara (TPS) di Dusun Bakateu Desa Wehali Kecamatan Malaka Tengah untuk kegiatan belajar-mengajar (KBM) pasca didirikan Ambrosius Kehik, penjaga sekolah SDI Betun Kota pada tahun 2003. Dalam perkembangannya, SDN Bakateu menjadi sekolah dasar (SD) model disiplin.

 

Kepala Sekolah SDN Bakateu, Yosep Seran Kehik, S. Ag ketika di temui wartawan di ruang kerjanya, Sabtu (5/2/22) mengisahkan awal mula sekolah itu dirintis dan dibangun untuk menjawab kebutuhan anak-anak kampung Bakateu, khususnya.

 

Dikatakan, kisah awal sekolah penuh kesulitan dan tantangan. Sarana belajar seperti kursi dan meja dipinjam dari beberapa sekolah tetangga saat itu seperti SDK Betun I dan SDK Betun II. Sementara tenaga guru pun demikian.

 

"Saya mengajar tanpa dibayar. Ditambah dengan dua orang lain,  Ester Mariana Mau Bria dan Relinda Luruk Bria. Meski tidak ada uang, kami tetap mengajar karena sudah dipanggil guru," kata Yosep.

 

Pada tahun 2005, kata Yosep pembangunan beberapa ruang dimulai. Ambrosius, yang juga ayah kandungnya berkeliling dari rumah ke rumah di Kampung Bakateu untuk mengumpulkan bahan seperti papan, kayu dan pelepah.

 

Pembangunan yang dilakukan secara swadaya melibatkan juga anggota TNI Koramil 1605-04 Betun. Hingga, sekolah memiliki tiga ruang belajar yang beratap seng, berdinding bebak dan berlantai tanah.

 

Selanjutnya, kondisi sekolah demikian menarik perhatian dan kepedulian banyak pihak di antaranya, almarhum Taolin Ludovikus, BA, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Belu saat itu pernah mendukung pembangunan beberapa ruang kelas tambahan untuk menjawab kebutuhan jumlah murid yang semakin bertambah.

 

Atas dukungan almarhum Ludovikus yang juga mantan Wakil Bupati Belu, SDN Bakateu diperkenankan menerima bantuan dana biaya operasional sekolah (BOS) yang dititipkan melalui SDI Sukabi.

 

"Sehingga, namanya SDN Bakateu di Sukabi," ujarnya sambil menambahkan saat itu para guru tidak memiliki ruang khusus sehingga memanfaatkan naungan sebuah pohon mangga untuk melayani murid dan menunggu jam pelajaran dimulai.

 

Menurutnya, kondisi sekolah demikian tidak membuat pesimis. Apalagi, jumlah murid terus bertambah hingga saat ini dan ditunjang dengan guru-guru pengasuh mata pelajaran yang kompeten.

"Di sini, murid yang kelas satu, wajib hukumnya tahu baca. Dan guru-guru begitu disiplin masuk kelas," kata Yosep yang mengaku sempat meninggalkan sekolah yang dirintis ayahnya karena diangkat menjadi seorang aparat sipil negara (ASN) dan ditempatkan di SDI Betun Kota.

 

Saat ini, lanjut Yosep KBM berjalan penuh disiplin, bukan hanya murid akan tetapi juga para guru. Murid yang terlambat diatur dalam barisan tersendiri. Sementara, guru yang mengajar pada jam pertama sudah bersiap-siap masuk kelas setelah apel pagi yang dilaksanakan setiap hari pada pukul 07. 00 Wita yang disusul dengan giat literasi hingga pukul 07. 15 Wita.

 

Ditegaskan, disiplin itu wajib hukumnya bagi siswa dan guru. Sehingga, tidak ada ruang kelas yang kosong pada saat jam pelajaran hingga keluar sekolah. Terkait upacara bendera, dilaksanakan pada setiap hari Senin pagi dengan persiapan yang matang.

 

 

"Kalau tidak dipersiapkan, saya batalkan. Karena sangat upacara bendera sangat penting untuk menanamkan semangat dan nilai cinta tanah air dan pengorban, disiplin dan tekun belajar," kata Yosep yang mewajibkan murid dan guru yang bertugas untuk mempersiapkan upacara pada hari Sabtu dan Minggu sore.

 

Ternyata, sekolah ini cukup berkembang dan punya nama, sehingga diminati masyarakat. Siswanya tidak hanya berasal dari Kampung Bakateu, akan tetapi juga berasal dari desa-desa di Kecamatan Malaka Tengah, Kobalima, Weliman dan Malaka Timur. (R-2/ans)