Plt. Kepala Dinas PMPTSP dan Perindag Sabu Raijua, Lagabus Pian
Menia, Pelopor9.com – Kelangkaan Minyak Goreng terjadi dimana-mana di Wilayah Indonesia saat ini. karena itu masing-masing daerah melakukan pengawasan agar tidak terjadi penimbunan dan permainan harga yang tidak wajar, baik pada penjual berskala besar maupun pada skala kecil.
Untuk menjawab masalah kelangkaan yang terjadi saat ini, hal yang sama dilakukan oleh Dinas Pelayanan Modal dan Pelayanan Terpadau Saatu Pintu (DPMPTSP), Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Sabu Raijua Dinas. Dinas memastikan, stok Minyak Goreng (Migor) sudah mulai menipis. Tetapi, tidak akan berdampak pada kelangkaan seperti yang terjadi di daerah lain di Indonesia.
“Dinas telah melakukan rapat koordinasi dengan semua pihak terkait untuk membahas hal ini, namun terkendala komunikasi dengan distributor minyak goreng untuk Sabu Raijua sehingga belum dapat dipastikan kapan migor bisa didistribusi lagi ke Sasbu Raijua (Sarai)” Demikian disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas PMPTSP dan Perindag Sabu Raijua, Lagabus Pian ketika dikonfirmasi terkait dengan kelangkaan Migor, Sabtu (12/3/22).
Dijelaskan melalui pesan WhatsApp pribadinya, harga minyak goreng di Sabu Raijua saat ini, dinilainya masih wajar, harga beragam tergantung kemasan dan merk. Dimana, dari hasil pantauan Dinas harga mulai dari dari Rp. 15.000/liter hingga 24.000/liter.
“harga masih wajar, tergantung tergantung kemasan dan merk minyak goreng. Mulai dari dari Rp. 15.000/liter hingga 24.000/liter”jelasnya.
Diakuinya, Stok minyak goreng di Sabu Raijua masih cukup untuk konsumsi hingga 1 bulan. Diharapkan tidak ada panic buying (membeli secara berlebihan) di Sabu Raijua sehingga menimbulkan kelangkaan. Masyarakat diharapkan tenang karena pemerintah sedang berupaya agar distribusi migor segera dilakukan merata di seluruh indonesia dengan harga yang telah ditentukan.
“stok masih cukup untuk 1 bulan kedepan, kita akan tetap lakukan pantan dan kalau ada yang menjual dengan harga yang tidak wajar, kita akan tegur. Apalagi yang membeli dengan jumlah yang banyak, kita pasti akan lakukan penindakan tapi di Sabu Raijua, semua beli untuk kebutuhan saja”ujarnya.
Untuk mengantispai terjadinya kelangkaan di Sabu Raijua, menurutnya pelaku usaha di Sabu Raijua sudah berusaha minyak goreng dari Surabaya, menggunakan Toll Laut. Namun, persediaan terbatas sehingga yang dikirim ke Sabu Raijua dengan jumlah yang terbatas pula.
“Pelaku usaha sudah berusaha untuk mendatangkan migor dari Surabaya dengan toll laut, namun persediaan di Surabaya juga terbatas sehingga jumlah yang dapat didatangkan terbatas”katanya lagi. (R-2).