Tarian Likurai Saat Tampil pada Perayaan HUT Demokrat
Belu, Pelopor9.com - Kabupaten Belu memiliki tradisi dan adat istiadat budaya yang unik. Seperti tarian Likurai dan tenun ikat yang terus lestari hingga saat ini.
Pelestarian itu, tidak terlepas dari kepemimpinan Bupati Belu, Willybrodus Lay dan wakil Bupati JT Ose Luan. Bupati dinilai mampu melestarikan budaya dan tradisi hidup masyarakat Kabupaten Belu.
Hal ini dikemukakan Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi NTT, Jefirstson R. Riwu Kore dalam sambutannya pada HUT Partai Demokrat ke-18 di Pelataran Plaza Perizinan Kabupaten Belu, Sabtu (14/9/19) malam.
Dikatakan, keberhasilan itu telah dicapai Pemerintah Kabupaten Belu. Di mana berhasil menyelenggarakan Festival Fulan Fehan yang disemarakan tarian Likurai dengan jumlah penari sebanyak 6.000 orang.
Event ini menyedot perhatian dan apresiasi berbagai pihak. Sehingga dianugerahkannya rekor Muri dan Dunia.
Tarian Likurai dengan penari dari Belu dipertontonkan saat peringatan HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara baru-baru ini.
Beberapa event itu, adalah prestasi yang patut dibanggakan danlam memotivasi masyarakat Belu untuk mencintai dan melestarikan budaya.
"Pak Bupati Willy mampu melestarikan budaya, sehingga tarian Likurai dikenal di Indonesia,"tandas Jeriko, sapaan Jefirstson R. Riwu Kore yang menjabat Walikota Kupang saat ini.
Selain festival Fulan Fehan, kata Jeriko. Produksi tenun ikat Belu sangat dikenal karena menggunakan bahan pewarna alami.
"Ini baru terjadi untuk tenun ikat di NTT. Kita harus memberi dukungan agar hasil karya dan seni masyarakat Belu terus dikenal dan diminati,"ujarnya.
Jeriko mengapresiasi Bupati Willy dan Wakil Bupati JT Ose Luan yang melakukan terobosan dan pendekatan dalam pembangunan di Belu. Berbagai program pro rakyat telah dinikamati masyarakat.
Hal ini menunjukkan Pemerintah Kabupaten Belu sangat dekat dengan masyarakat. Pemerintah memiliki kemampuan dalam melakukan pendekatan baik dengan Pemerintah Provinsi NTT maupun Pemerintah Pusat. (R-1/ans).