Lagabus Pian: APMS Tidak Diakui Sebagai Penyalur BBM Subsidi di Sabu Raijua

Anrian panjang di SPBU Roboaba, Kecamatan Sabu Barat, sumber facebook Melianu Tenu

Menia, Pelopor9.com – Agen Premium Minyak dan Solar (AMPS) yang dikelola oleh Zainal Alboneh dan Muhamad Alboneh, yang selama ini mengelola BBM yang diperuntukan bagi SPBU Kompak di Sabu Raijua, telah dinyatakan tidak resmi oleh pihak Pertamina, karena secara regulasi tidak lagi diakui sebagai penyaur Bahan bakar Minyak (BBM) yang resmi.

 

Hal ini terungkap melalui rilis Kepala Dinas Pelayanan Modal dan Pelayanan Terpadau Satu Pintu (DPMPTSP) Sabu Raijua, Lagabus Pian yang dibagikan oleh akun facebook atas nama Aliwanisu, Kamis (21/7/22).

 

Dalam rilis tersebut, Lagabus menyampaiakan bahwa menurut Data dari Pertamina, SPBU di Sabu Raijua seharusnya ada tiga yakni dua SPBU satu harga dan satu SPBU kompak, namun faktanya hanya ada dua SPBU satu harga yang terletak di Desa Roboaba dan Desa Eilode.

 

“Sedangkan BBM untuk SPBU kompak dikelola oleh APMS yang secara regulasi tidak lagi diakui sebagai penyalur BBM subsidi yang resmi”tulisnya.

 

Disebutkannya, penyimpangan terjadi pada SPBU kompak yakni BBM disalurkan tidak melalui SPBU tetapi disalurkan kepada APMS. Dijual kepada koordinator kecamatan dan pengecer menggunakan drum. Oleh koordinator kecamatan dijual lagi ke pengecer dan pengecer menjualnya ke masyarakat.

 

Dengan mata rantai yang panjang tersebut menurutnya, berdampak pada harga dan takaran yang tidak sesuai ketentuan pemerintah. Untuk itu, Pemda dan kepolisian diminta oleh Pertamina untuk meningkatkan pengawasan agar BBM subsidi yang disalurkan dapat tepat sasaran.

 

Berdasarkan temuan penyimpangan, Pertamina mewajibkan pengelola SPBU kompak untuk memasang dispenser/nozel dan menjual BBM ke masyarakat secara langsung sesuai harga yang ditetapkan pemerintah.

 

Sikap Pertamina terhadap penyimpangan ini yakni menghentikan sementara distribusi BBM subsidi ke SPBU kompak yang dikelola oleh APMS untuk dilakukan pembenahan. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak Pertamina merupakan upaya untuk membela kepentingan rakyat Sabu Raijua agar masalah penyaluran BBM ke depan bisa lebih baik.

 

“diharapkan adanya dukungan dari masyarakat dan masyarakat tidak mudah terpancing dengan provokasi dari pihak atau oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab”katanya.

 

Sementara salah sorang masyarakat, yang tidak ingin Namanya diekspos menanggapi hal tersebut, mengaku bahwa ada yang aneh dalam tata niaga BBM di Sabu Raijua. Karena Pemerintah sendiri memberikan peluang kepada APMS untuk mengelola BBM yang diperuntukan bagi SPBU Kompak.

 

“SPBU Kompak tidak ada di Sabu Raijua, apa memang pemerintah selama ini tidak mengetahui bahwa BBM yang dikelola APMS itu adalah jata SPBU Kompak? Sampai Pertamina buka, barulah Pemerintah sengaja kaget”kesalnya.

 

Menurutnya, Pemerintah selama ini tidak melakukan pengawasan terhadap pengelolaan BBM di Sabu Raijua, buktinya, sejak SPBU hadir, tidak pernah ada pelayanan BBM ke masyarakat umum di APMS, baik di pangkalan Zainal Alboneh maupun di pangkalan Muhamad Alboneh.

 

“Coba cek, adakah antrian Panjang seperti di SPBU di pangkalan APMS selama ini atau tidak dan kalau Pemerintah bilang ada, maka saya bilang itu bohong. Hanya karena kita masyarakat kecil, jadi kita mau protes juga, mereka tidak hiraukan”kesalnya. (R-2).