SPBU Kompak Fiktif,  yang Tangani Diduga Terlibat Mafia BBM di Sabu Raijua

Tokoh Masyarat Sabu Raijua, Ruben Kale Dipa, S.H

Menia, Pelopor9.com – Terungkapnya SPBU Kompak fiktif di Sabu Raijua, membuat masyarakat terus bertanya dengan kehadiran Pemerintah Daerah, dalam mengontrol dan mengendalikan BBM di Sabu Raijua selama ini. Pemerintah sedang menutupi informasi yang sebenarnya. Dan masyarakat ditipu dengan dengan cara yang sangat merugikan. Karena yang menangani, semua diduga terlibat menjadi mafia BBM di Sabu Raijua.

 

Hal ini disampaikan oleh Tokoh Pemuda dan Tokoh masyarakat Sabu Raijua, Kornelius Uly dan Ruben Kale Dipa kepada media ini, yang dihubungi secara terpisah melalaui pesan WhatsApp pribadinya, Sabtu (23/7/22).

 

Korenelius Uly mengatakan bahwa, pernyataan Kepala Dinas Pelayanan Modal dan Pelayanan Terpadau Satu Pintu (DPMPTSP) Sabu Raijua, Lagabus Pian, tentang adanya SPBU Kompak di Sabu Raijua. memunculkan pertanyaan, sejak kapan Pertamina mengeluarkan Data bahwa di Sabu Raijua ada 3 SPBU termasuk SPBU Kompak? Lalu kemudian sejak kapan ada regulasi pembatasan terhadap APMS sebagai penyalur BBM subsidi?

 

“Kenapa baru saat ini Gab Pian menyampaikan informasi ini ke publik, selama ini terkesan menutupi sehingga publik tidak pernah tahu?. Juga, kenapa selama ini rakyat ditipu dengan cara-cara yang sangat merugikan seperti ini? Ada apa antara Gab Pian dengan pihak pengelola APMS di Sabu?”tulisnya.

 

Ditegaskannya, dari sekian pertanyaan yang selalu menghiasi ruang imajinasi masyarakat Sabu Raijua, patut diduga, ada kongkalikong antara pengusaha dengan Gab Pian. Sehingga dirinya, atas nama masyarakat meminta Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke untuk menonaktifkan Kepala Dinas Pelayanan Modal dan Pelayanan Terpadau Satu Pintu (DPMPTSP) Sabu Raijua, Lagabus Pian.

 

“Secara tegas, kami menutut kepada Bupati agar segera menonaktifkan Gab Pian dari jabatan dan bila perlu minta penegak hukum untuk menyelidiki apakah ada tindak pidana yang terjadi dan tersembunyi selama ini yang akhirnya menyusahkan masyarakat karena tindakan dimaksud”tegasnya.

 

Dirinya meminta Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke, jangan terus diam dengan kondisi yang terjadi saat ini.

 

“Kami berharap bupati jangan diam saja melihat kondisi ini. Terkesan, melakukan pembiaran sehingga tidak memunculkan opini liar ditengah masyarakat, bahwa segala sesuatu yang terjadi saat ini justru karena restu bupati”kata dia lagi.

 

Sementara Tokoh Masyarakat Sabu Raijua, Ruben Kale Dipa Rukadi, secara singkat dirinya mmenegaskan bahwa apa yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pelayanan Modal dan Pelayanan Terpadau Satu Pintu (DPMPTSP) Sabu Raijua, Lagabus Pian adalah jawaban klasik.

 

“Itu hanya jawaban klasik,semua mereka terlibat dlm permainan mafia BBM selama ini,masa BBM bersubsidi diatur dan dibagi diantara mereka dan dijual dgn harga yg mahal,blm lagi takarannya,itu permainan yang rapih selama ini. Karena itu, masyarakat dirugikan oleh mereka,hal ini perlu dipertanyakan seterusnya agar Pertamina bertindak.” Tegas mantan Ketua DPRD Sabu Raijua ini.

 

Sementara Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke dan Yohanis Uly Kale yang dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp masing-masing, terkait masih kelangkaan BBM dan SPBU Kompak, belum direspon hingga tulisaan ini diposting. (R-2)