Petamina Dinilai Tidak Bijak Atasi Kelangkaan BBM di Sabu Raijua

Yusak Musa Robo

Menia, Pelopor9.com – Pertamina dinilai tidak bijak dan tidak memberikan solusi atas kelangkaan BBM di sabu Raijua. Pasalnya, setelah memberikan sanksi kepada Agen Penyuplai Minyak dan Solar (APMS) di sabu Raijua, malah kelangkaan semakin meluas dan sampai hari ini, BBM jenis peratlite sebotol air minera 1,5liter seharga 25 ribu dan Pertamax Rp. 30ribu. Serta antrian Panjang di SPBU Roboaba dan juga di Eilode.

 

“Langkah pertamina dengan memberi sanki kepada APMS, justru menambah persoalan baru dan membebani masyarakat Sabu Raijua. Ujar Yusak Musa Robo, salah satu Tokoh Masyarakat Sabu Raijua, kepada media ini, jumat (1/8/22).

 

Dirinya meminta kepada masyarakat, untuk melihat kebijakan terbaru. Dimana, BBM langsung disalurkan dari Kapal ke titik penyalur yang ada di Kecamatan dan desa yang ada di Sabu Raijua. langkah itu, malah rentan terjadi konflik diantara masyarakat.

 

“Kita bisa lihat, kebijakan baru yg langsung dari kapal ke penyalur di kecamatan dan desa, justru menimbulkan titik antrian di desa-desa dan rentan akan muncul konflik di tengah masyarakat, ujar mantan Politisi PDIP Sabu Raijua ini.

 

Ditegaskannya, akibat kebijakan tersebut maka harga BBM semakin mencekik bagi masyarakat. Karena kesulitan mengikuti antrian di SPBU. Sehingga, bagi yang rajin antri akan mendapatkan keuntung karena akan dijual ulang, dengan harga yang jauh lebih mahal.

 

“Karena modusnya pasti kasih keluar 2 botol saja dipajangan. Sudah pasti harga lebih mahal dari HET yang diatur yg sdh di atur”Ujar calon Anggota DPRD Propinsi NTT dari Perindo ini.

 

Sehingga menurutnya, apabila pola tersebut dibiarkan dan dipertahankan. Maka, tidak akan bisa menyelsaikan masalah pelik BBM di Sabu Raijua.

 

“Kalau pola ini yang ini dipertahankan, saya pastikan tidak menyelesaikan masalah ke langkaan dan harga yang tidak terkontrol BBM di Sabu Raijua”tegasnya.

 

Dirinya menyarankan, Pertmaina tetap memberikan ijin kepada APMS untuk menjual BBM subsidi. Tetapi, dalam pengelolaannya harus diperketat. Baik pengawasan soal takaran dan harganya ditentukan HET nya ditingkat pengecer.

 

“Awasi dengan benar dan jgn masuk angin, kemungkinan kelangkaan bisa diminimalisir. Semoga pertamina dan pemda bisa mempertimbangkan”ujarnya.

 

Sementara Erwin Lobo Mone, Tokoh Masyarakat Sabu Raijua lainnya, menegaskan bahwa Lagabus Pian adalah biang masalah kelangkaan BBM di Sabu Raijua saat ini.

 

Sebelumnya, Plt Kabag Ekbang Lagabus Pian bahwa APMS tidak lagi menjadi penyalur BBM Subsidi di Sabu Raijua. dan sementara pertamina mengehntikan distribusi BBM ke SPBU Kompak yang dikelola APMS untuk lakukan pembenahan. (R-2)