Raijua, Pelopor9.com – Kepala Sekolah GMIT yang Diutus dan Diperhadapkan merupakan tanggungjawab yang diberikan Tuhan. Untuk bangun bangsa melalui Pendidikan GMIT. Dan tanggungjawab itu kemualiaan dari Tuhan.
Demikian intisari Khotbah, Pdt Haeneda Taemenas, S.Th, yang terambil dari Pengkhotbah 9:13-18 pada kebaktian Pengutusan dan Perhadapkan Kepala Sekolah GMIT tahap 2 di Gereja Imanuel Walurede, Minggu, (14/8/22).
Ketua KMJ Imanuel Walerede ini mengatakan, menjadi Kepala Sekolah mempunyai tanggungjawab yang besar. Dirinya mengutip Yeremia 29:7 yakni usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.
“Jangan Seperti Hana yang palsu tetapi harus Visioner seperti Yeremia. Talenta telah Tuhan berikan, tapi bagaimana memikul tanggungjawab itu berjalan dengan Tuhan”ucapnya.
Lebih lanjut disampaikannya, Tuhan memilih untuk kemuliaan dalam pelayanan yang dipercayakan Tuhan. Dan untuk bangun sekolah, tidak hnya jadi pejabat tetpi semua harus terlibat dalm dunia pendidikan GMIT.
Sementara Ketua Yapenkris Adda Hari Sabu Raijua, Frenky F. Palike dalam kesempatan itu, menyampaikan tentang sejarah singkat tentang perjalanan Pendidikan Kiristen di Sabu Raijua sejek sebelum Indonesia Merdeka hingga saat ini.
“Sekolah GMIT dipertahankan, karena Indonesia bukan negara agama terapi Negara yang punya Tuhan. Pendidikan GMIT harus dipertahankan, supaya mmperkenalkan Kriatus sejak dini”katanya.
Didepan Gereja dan Jemaat, dirinya menyampaikan tentang program yang sementara dijalankan oleh Yapenkris. Salah satunya ada program kelas bahasa Inggris yang dimulai dari SD GMIT Bolou 1 dan Wuihebo, sebagai sekolah yang sudah ditetapkan oleh Yapenkris sebagai projek pengembangan sekolah GMIT di Sabu Raijua.
“Kami bersama Pemerintah Sabu Raijua, melalui bapak Bupati telah membangun komunikasi untuk mengembangkan sekolah GMIT dan itu sudah terwujud dengan direkrutnya 2 tenaga pendidika Bahasa Inggris untuk 2 sekolah yang saya sebutkan tadi”kata mantan Guru Lentera Harapan Kupang ini.
Langkah tersebut katanya, disambuat baik oleh SD GMIT Menia dan Lederaemawide 1 dan telah disepakati bersama orang tua murid untuk merekrut guru Bahasa inggris. Sehingga, pembiayaan ditanggungng oleh orang tua murid dari masiing-masing sekolah.
“Sudah ada 4 sekolah yang punya guru Bahasa Inggris dan ini kita akan pikirkan bersama untuk sekolah GMIT yang lainnya. Sekolah GMIT harus menjdi pilihan utama bagi Jemaat dan masyarakat Sabu Raijua”ujarnya lagi.
Pengutusan sekolah di Gereja, menurutnya untuk mmpererat hubungan organisasi. Jemaat, orang tua, sekolah dan keterlibatan Gereja didalam membangun Pendidikan GMIT. Diirnya berharap, kepala sekolah untuk melaksanakan tugas dengan baik.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Sabu Rijua, Titus B. Duri dalam kesempatan itu, meminta Kepala Sekolah GMIT yang baru saja dilantik agar selalu berkordinasi dengan pemerintah dan gereja. Apabila ada masalah dalam pekerjaan, bisa diselesaikan dengan baik.
“Bagi kepala sekolah yng dilantik malalui Yapenkris, dipercaya untuk mlanjutkan amanah Pendidikan GMIT. Saya harap agar selalu berkoordinasi dengan pemerintah dan gereja karena itu sangat penting”kata dia.
Ditambahkannya, Kepala Sekolah harus mampu untuk membentuk generasi bangsa yang berkualitas. Karena, Pendidikan, salah satu alat ukur untuk kesejahteraan suatu daerah, yakni Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Mohon dukungan orang tua untuk pendidikan GMIT, kalau bersatu untuk iuran pendidikan, maka sekolah GMIT akan semakin maju. Warga GMIT harus berpartisipasi untuk sekolah GMIT dan kalau aturannya belum ada, maka harus dipikirkan dan diusulkan pada sidang sinode tahun 2023”kata Penjabat camat Raijua ini.
Untuk diketahui, SD GMIT di Sabu Raijua berjumlah 24 sekolah. Pelantikan Kepala Sekolah tahap pertama dilakukan pada pada bulan Juli, sebanyak 21 berlangsung di Kecamatan Sabu Barat. Sementara pelantikan tahap 2, sebanyak 3 orang di Kecamatan Raijua (R-2).