Yapenkris Adda Hari Adalah Rahim GMIT yang Lahirkan Generasi Cerdas

Pdt. Jhon Moses Wadu Neru, S.Th

Menia, Pelopor9.com - Sabu Raijua merupakan salah satu kabupaten terselatan di Indonesia yang juga dikenal dengan Terluar, Terdepan, dan Terpencil (3T). Namun dalam kemajuan dibidang pendidikan, tidak bisa diragukan. Pemerintah  dan swasta terus bergandegan tangan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sabu Raijua

 

Khusus Yayasan Pendidikan Kristen (Yapenkris) Adda Hari Sabu Raijua, berkomitmen untuk meningkatkan Mutu Pendidikan GMIT. Karena Yapenkris adalah rahim dari GMIT yang akan terus melangkah dalam memajukan dan mencerdaskan generasi Sabu Raijua.

 

“Indonesia maju mulai dari Kabupaten Sabu Raijua dan kemajuan pendidikan harus dimulai dari Pendidikan GMIT. Proses yang dilakukan saat ini. Menandai adanya kerjasama antara Pemerintah, gereja, Yayasan dan sekolah” demikian sambutan Ketua Klasis Sabu Timur, Pdt. Jhon Moses Wadu Neru pada saat pembukaan Pengembangan Profesional Guru SD GMIT se-Kabupaten Sabu Raijua, di Gereja GMIT Bethania Lobodei, Jumat (6/10/22).

 

Ditegaskannya lagi, Yapenkris Rahim dari GMIT. Sehingga, rahim harus bisa melahirkan yang cerdas dan tidak semua orang bisa memproduksi hal yang baik. Gereja dan yapenkris memprduksi anak GMIT untuk tampil di depan. Kegiatan GMIT panggil pulang untuk menata sekolah yang ada, dan orang-orang GMIT harus mempercayai anaknya untuk sekolah di SD GMIT.

 

“Dulu, jika belum ada Yayasan untuk mengecek dan ricek, maka sekarang Yayasan  menaruh perhatian kepada sekolah. Yayasan dan Gereja dan sekolah saling bekerja sama untuk memajukan dan menciptakan generasi berkualitas dan berkarakter Kristus”kata Anggota Pembina Yapenkris Adda hari ini.

 

Sementara Kepala Dinas PKKO Sabu Raijua, Rachel B.Tallo, Pemda suport penuh untuk kegiatan tersebut. Guru merupakan talenta yang di berikan oleh Tuhan. Oleh karena itu guru harus menjadi teladan.

 

“Guru mengembangkan dan selalu memperbaharui diri menjadi karakter Kristen. Ada 3 pilar yakni keluarga, sekolah, gereja. Tiga pilar ini sangat penting untuk membangun pendidikan di sabu raijua”kata diaa.

 

Menurutnya, biarpun anak berilmu tapi kalo tidak berkarakter Kristus sia-sia saja. Untuk berkarakter Kristus butuh kesabaran ketaatan utk diajar dibimbing terutama dalam pelatihan seperti ini. Kegiatan tersebut, tidak hanya supaya anak pintar, tapi harus membimbing anak untuk meneladani karakter Kristiani.

 

“Karna ini sekolah Kristen warna harus nampak dan unik sehingga memeberi kontribusi untuk sabu Raijua”kata dia.

 

Sementara Ketua Pembina Yapenkris, Pdt. Loni Radja Gah menegaskan bahwa gereja terus memberikan pengjaran kepada umat serta gereja berkomitmen untuk memajukan pendidikan GMIT khususnya Pendidikan GMIT di Sabu Raijua.

 

“Gereja, Yayasan dan sekolah, harus saling mengingatkan dalam pengembangan pendidikan GMIT di Sabu Raijua”tutup mantan Ketua Klasis Sabu Barat-Raijua 2 periode ini. (R-2)