Anggaran Miliaran, Proyek Jalan di Raijua tidak Cantumkan Konsultan Pengawas di Papan Informasi

Papan Informasi Proyen Trans Ledeunu Bolua

Proyek pekerjaan, peningkatan Jalan Trans Ledeunu-Bolua di Kecamatn Raijua dengan anggaran dari APBD 2 kabupaten Sabu Raijua tahun 2022. Masih sebatas pengersan dan tumpukan batu kali disepanjang jalan yang akan dikerjakan.

 

Pantauan media ini, Selasa (8/11/22)  Terdapat papan informasi yang dipajang pada pinggir jalan tersebut. Dalam tulisannya, tertera  Pekerjaan Peningkataj Jalan Trans Ledeunu-Bolua dengn nomor kontrak PU.620/PPK.DAU-DRJ.02/SP-JLN/03/VI/2022.

 

Tanggal kontrak, 14 Juni 2022 dan Nilai Kontraknya Rp. 4.835.000.000, sumber dana adalah APBD Kabupaten Sabu Raijua, dengan tahun anggaran 2022. Sementara Kontraktor pelaksana CV. Wisma Tehnik, sedangkan untuk konsultan pengawas tidak dicantumkan dalam papan informasi tersebut.

 

Iwan, Kontaktor Pelaksana, CV Wisma Tehnik yang dihubungi oleh media ini, mengaku bahwa pekerjaan tersebut sementara dikerjakan. Dia mengakui bahwa pekerjaan sesuai kontrak dimukai juni, tetapi pihaknya terhambat dalam hal mobilisasi alat ke Raijua, sehingga pekerjaan dimulai sekitar bulan agustus 2022.

 

"Kita sementara bekerja, kita mobilisasi alat ke Raijua terkendala dengan tranportasi jadi kita terlambat 2 bulan dari tanggal kontrak. Kita sudah bekerja dan usahan akhir bulan ini kita selesaikan"katanya

 

Dikakatannya, kalaupun tidak selesai pada bulan desember, masih ada adendum waktu untuk menyelesaiakan pekerjaan. Tetapi dirinya merasa yakin pekerjaan selesai pada akhit bulan.

 

"Kalau tidak selesai dalam jangka waktu yang ada. Kita masih ada adendum, jadi pake waktu itu untuk selesaikan"katanya enteng.

 

Selain masalah keterlambatan mobilisasi alat, dirinya juga mengakui dalam pelaksanaan dilapangan adalah masalah bbm (solar). Dimana kesulitan untuk mendapatkan BBM karena berharap BBM dari Sabu Barat.

 

"Kita kesulitan BBM (Solar), kalau solar tidak ada, maka pekerjaan terhenti. Di Sabu besar saja sulit dapat BBM, apalagi kita yang di pulai kecil ini"tandasnya.

 

Dia juga mengeluhkan kenaikan BBM, karena sebagai kontraktor, anggaran itu sesuai harga BBM sebelum adanya kenaikan harga.

 

 

"Solar sudah susah, harga juga naik. Padahal anggaran kita kan sebelum harha naik. Dilema buat kami sebagai kontraktor, mau tikda kerja tapi kita pnya sudah terima pekerjaan ini"ujarnya.

 

 

Salah seorang pekerja yang tidak ingin namanya disebutkan, mengakui hal yanh sama dalam melaksanakan pekerjaan. Dimana untuk mendapatkan solar sangat sulit. Sehingga itu salah satu faktor lambatnya pekerjaan yang ada.

 

"Bos sudah bekerja secara maksimal, tapi kami mau kerja bagaimana kalau dapat solar saja susah"katanya singkat. (R-2)