Dinas PKKO Sabu Raijua Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka

Kadis PKKO Sabu Raijua Dra. Rachel Billik Tallo, M.Si (tengah) Memberikan Sambutan Kepada Peserta Sosialisasi, Foto: Is

Menia, Pelopor9.com - Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (PKKO) Kabupaten Sabu Raijua mengadakan kegiatan Sosialisasi Implementasi Pembelajaran Kurikulum Merdeka, Selasa (29/11/22) di Aula Pertemuan SMP Negeri 1 Sabu Barat. Kegiatan akan berlangsung 4 hari sampai tanggal 2 Desember  2022.

 

Kegiatan ini  dibuka langsung  oleh Kepala Dinas PKKO Sabu Raijua Dra. Rachel Billik Tallo, M.Si.

Sosialisasi tersebut juga menghadirkan 3 Narasumber  yaitu Drs. Noh Kana Hau, M.Si Drs. Jermias Paulus Pele, M.Pd, dan Drs. Yulius Seran Bria, MM Selaku Pengawas dari Dinas P&K Propinsi NTT.

 

Acara Sosialisasi diikuti oleh seluruh guru kelas 1 jenjang SD Negeri sebanyak 49 orang dan Kasie Kurikulum dijenjang SMP sebanyak 24 orang. Adapun materi yang disampaikan meliputi kebijakan pendidikan di Sabu Raijua, Kurikulum Merdeka, Asesmen diagnostik, RPP Merdeka, Modul ajar,  Penilaian hasil belajar kurikulum merdeka, dan raport pendidikan.

 

Kepala Dinas (Kadis) PKKO Sabu Raijua Dra. Rachel Billik Tallo, M.Si dalam sambutannya mengatakan, Mutu pendidikan mesti dan harus ditingkatkan dari waktu ke waktu melalui berbagai cara dan melibatkan berbagai stakeholder.

 

Selain itu Kondisi negara/dunia mengalami pandemi covid-19 dua setengah tahun maka diperlukan  pemulihan pembelajaran guna mengatasi Learning Loss, terutama Literasi dan Numerasi.

 

Lanjutnya, pemulihan pembelajaran ini, wajib terus dilakukan dengan membuat  Perencanaan Berbasis Data yang valid agar Rapor pendidikan yang merupakan gambaran mengenai mutu pendidikan  pada suatu wilayah berdasarkan kerangka penilaian yang dikembangkan dari model input, proses dan output tentang kinerja atau efektifitas Satuan pendidikan dapat ditingkatkan. 

 

Selain itu juga Raport pendidikan ini juga merupakan platform yang menyediakan data laporan hasil evaluasi sistem pendidikan, yang diperoleh dari hasil Asesmen Nasional (AN).  

 

Sementara ketua panitia kegiatan Patrisius Boro, S.Pd dalam laporannya menyampaikan Kurikulum Merdeka adalah kurikulum terbaru yang memfokuskan pada potensi peserta didik. 

 

Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah untuk menguatkan kompetensi dan pengembangan karakter siswa melalui penyederhanaan metode. Kurikulum Merdeka diimplementasikan pada dua jenjang di tiap tahun ajaran. Pada tahun ajaran 2022/2023, Kurikulum Merdeka akan diimplementasikan pada jenjang SD dan SMP.

 

Dikatakan, bahwa Selain itu Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka juga sebagai bekal guru supaya siap melaksanakan Kurikulum Merdeka di setiap jenjang pendidikan.

 

Dengan harapan  di tahun ajaran 2022/2023 Kurikulum Merdeka bisa diimplementasikan dengan baik dan diberi kemudahan dalam pelaksanaannya. Kegiatan ini dibiayai dari dana DAU pada DPA Dinas PKKO Sabu Raijua.

 

Salah satu peserta kegiatan Fransiska Wewo, S.Si berkesan bahwa dalam kurikulum merdeka  banyak  aspek dari peserta yang perlu di perhatikan, sehingga anak-anak merasa nyaman saat belajar dan pada  akhirnya mereka pun tumbuh menjadi anak-anak yang benar-benar  memahami bukan saja ilmu pengetahuan tapi juga sikap sosial dan ketrampilan yg berhubungan dengan kecakapan hidup di masa depan.

 

“Jika kurikulum 13 prinsipnya tuntaskan materi kalau Kurikulum Merdeka tidak tapi penilaiannya pada proses belajarnya. Dan ini sangat cocok dengan perkembangan sekarang,”katanya.

Kurikulum Merdeka mendorong  pendidik memiliki keleluasan untuk merumuskn tujuan pembelajaran serta rancangan pembelajaran, dan asesmen yg sesuai karakteristik dan kebutuhan peserta didik, proses pembljrnanya terbuka dan dinamis.

 

Selain itu  komponen kurikulum merdeka intrakurikuler atau pembelajaran dalam kelas, dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), untuk menumbuhkan P5 ini dalam diri peserta didik melalui kegiatan di luar kelas lewat proyek - proyek kegiatan - kegiatan yang relevan dengan minat bakat peserta didik, seperti mendaur ulang sampah plastik.

 

“Untuk menjawb kedua komponen tersebut maka seorang pendidik harus  mampu merancang kegiatan pembelajaran yang  memuat Kondisi peserta didik, melalui asesmen diagnostik awal, Pembelajar sepanjang hayat, Holistik, Relevan, dan berkelanjutan,”katanya. (R-1/*)