Kepsek SMA Sabu Liae Apresiasi Pameran Cerita Rakyat dan Bincang Budaya Yayasan GPS

Penyerahan Apresiasi kepada Perwakilan Peserta oleh Kepala SMA N1 Sabu Liae, Max Alexander Raga Lawa (kiri).

Menia, Pelopor9.com – Yayasan Generasi Peduli Sabu Raijua (GPS) menggelar kegiatan Pameran Cerita Rakyat dan Bincang Budaya, Sabtu (24/08/24) di SMA Negeri 1 Sabu Liae.

 

Kepala SMA N1 Sabu Liae, Max Alexander Raga Lawa mengapresiasi kegiatan Pameran Cerita Rakyat dan Bincang Budaya. Pasalnya, kegiatan yang mengangkat budaya Sabu Raijua sangat penting bagi generasi muda masa kini.

 

“Kegiatan ini sangat baik dan SMA Negeri Liae sangat mendukung setiap kegiatan yang ada kaitannya untuk mengangkat budaya Sabu terutama kami di SMAN Sabu Liae”,katanya dalam sambutan pembukaan kegiatan.

 

Dikatakan, melalui kegiatan budaya akan mengasah kemampuan siswa – siswi dalam kemampuan seni budaya. Sejauh ini, para siswa siswi SMA Liae pandai dalam tarian Ledo dan Pedoa. Memiliki semangat belajar meski dengan peralatan alat tari yang terbatas.  

 

“Anak – anak kami memiliki kemampuan di bidang kesenian. Ada yang bisa Pedoa, ada yang Ledo. Hanya mungkin kami kekurangan alat”,pungkasnya.

 

Pendiri Yayasan GPS, Jefrison Hariyanto Fernando, mengatakan bahwa Yayasan GPS telah menggelar kegiatan pameran cerita rakyat dan bincang budaya di SMA Sabu Liae merupakan yang ketiga kali.

 

Pihaknya memiliki perhatian khusus terhadap pemajuan budaya di Sabu Raijua. Selain itu, Yayasan juga melakukan kegiatan sosial seperti pemberian sembako bagi anak yatim piatu sejak 2015.

 

Kegiatan lain adalah pembentukan taman baca, advokasi dan pendampingan kepada perempuan dan anak yang mengalami kekerasan.

 

Dikatakan, bahwa mayoritas budaya Sabu Raijua berupa budaya tutur terutama cerita rakyat. Sehingga penting dilakukan pendokumentasian lewat tulisan untuk diarsipkan secara baik bagi generasi mendatang.

 

“Di Sabu Raijua ada beberapa budaya tutur yang kita berjuang untuk ditulis, didokumentasikan sehingga adik – adik yang akan datang bisa membaca. Selain buku, ke depan akan launching website Jingitiu. Semua orang akan membaca”,ujarnya.

 

Yayasan GPS memberikan apresiasi kepada peserta tutur cerita rakyat dan pedoa berupa uang dan piagam penghargaan.

 

Ketua panitia kegiatan, Nguru Kolo, dalam laporan panitia mengatakan bahwa kegiatan menghabiskan dana sebesar Rp.5.600.000 yang bersumber dari donator dan kas Yayasan GPS.

 

Kegiatan didukung oleh Jingitiu Rental, Jingitiu Farm, Komunitas Mirahari. Kegiatan diisi dengan pertunjukkan Tarian Pedoa oleh siswa siswi, tutur cerita rakyat.

 

Kegiatan diawali dengan doa dipimpin oleh Penihas Wila Huky, Penyuluh Agama Kristen, kantor Kemenag Sabu Raijua. (R-1)