Makam Julian Hendrik di Desa Eimau
Menia, Pelopor9.com – Keluarga dari pahlawan perintis kemerdekaan Julian Hendrik/ Bangngu Ludji He mengharapkan renungan dan tabur bunga memperingati hari pahlawan 10 Nopember dilakukan di pusaran makam Julian Hendrik.
Pasalnya, Julian Hendrik adalah salah satu tokoh asal Sabu Raijua yang turut merebut kapal De Zeven Propincien/ kapal tujuh Belanda tahun 1933. Dengan gigih dan penuh keberanian yang patut menjadi teladan generasi masa kini.
Sejak ditemukan dan dilakukan renovasi makam Julian Hendrik, belum pernah dilakukan tabur bunga dari pemerintah. Hanya perenungan dan pembakaran lilin yang dihadiri pemerintah. Selama tabur bunga dilakukan di Pelabuhan Seba, Sabu Raijua.
“Kami juga berharap, kalau bisa di hari pahlawan. Jangan lagi tabur bunga di pelabuhan Seba Sana. Mungkin tabur bunga nya di sini sudah. Kalaupun terjadi di sana. Maka terjadi juga di sini”, kata Epaferditus He, pada malam perenungan hari pahlawan, Minggu (10/11/24) malam di pusaran Makam Julian Hendrik.
Dikatakan, bahwa keluarga besar He juga memiliki niat menghibahkan tanah sekitar makam Julian Hendrik untuk dijadikan lokasi Taman Makam Pahlawan (TMP) yang sementara dipersiapkan pemerintah Sabu Raijua.
Dengan adanya TMP di Sabu Raijua, maka pahlawan asal Sabu Raijua, baik pahlawan lokal dan nasional dapat dimakamkan terpusat pada TMP.
“Karena sudah ada, gabungkan saja di sini. Termasuk pahlawan lokal yang berjasa, yang ada di Sabu ini. Lebih baik digabungkan saja ke sini. Kami keluarga siap tanah ini, mungkin kita bisa berikan lagi yang diminta pemerintah. Gabungkan saja di sini, kami merelakan saja ini”, ujarnya.
Dia berharap pemerintah untuk memperhatikan akses jalan ke lokasi Makam, dan juga menuju lokasi wisata Gua Ma Balla di Desa Eimau, Kecamatan Sabu Tengah, Kabupaten Sabu Raijua.
Ketua DPRD Sabu Raijua, Rae Edin Saputra Manoe Lado, mengatakan bahwa lembaga DPRD siap memperjuangkan seluruh aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Namun, tentu ada skala prioritas pembangunan dari pemerintah.
“Apa yang menjadi harapan keluarga besar di sini, kami akan memperjuangkan dan menyuarakan kepada pemerintah, agar bisa, perhatian tentang tempat dan akses untuk masuk ke sini. Untuk diperhatikan lebih baik lagi”, katanya dalam sambutan kegiatan.
Ia berharap keluarga terus berdoa dan memperjuangkan pembangunan akses jalan masuk lokasi maupun penyelesaian pembangunan monumen.
Sementara, Ketua Yayasan Generasi Peduli Sesama (GPS), Jefrison Hariyanto Fernando, mengucapkan terimakasih atas dukungan dari semua pihak, sehingga malam renungan hari pahlawan berjalan dengan lancar.
Dikatakan, bahwa Yayasan GPS merupakan yang pertama kali terlibat langsung dalam kepanitiaan kegiatan renungan, sejak renungan pertama kali tahun 2015.
Ketua panitia kegiatan renungan hari pahlawan, Pelipus Libu Heo, mengatakan bahwa Julian Hendrik adalah tokoh inti yang bersama Pa Radja, Kawilarang, Gosal dan Rumambi yang merancang strategi perampasan kapal tujuh.
Keberadaan makam Julian Hendrik diungkap oleh Sejarawan Indonesia yang juga wartawan senior, Peter Apollonius Rohi (alm). Tahun 2012 dimulainya pelacakan makam di Sabu Raijua. Melacak keberadaan 460 orang anak buah kapal (ABK) kapal KL, Kapal Tujuh (De Zeven Provincien) tidak lah mudah.
“Opa Peter (baca, Peter Apollonius Rohi) membaca kembali arsip Belanda sidang Landraad (mahkamah angkatan laut) Surabaya. Ditemukan bahwa kelahiran Julian Hendrik tertulis, lahir di Desa Aimano di Seba. Kata Seba menjadi petunjuk pelacakan”,katanya.
Kesulitan dalam pelacakan keberadaan awak kapal yang kembali ke kampung menyebar ke pelosok negeri, merubah nama asal ketika masuk pendidikan KIS Makasar (Kweekschool voor Inlandsche Schepelingen te Makassar).
Dengan menganalisa verbal/ Steno, nama asli tetap berbekas pada nama baptis, Ludji He membalik nama. Ludji menjadi Julian, He menjadi Hendrik. Pembalikan nama seperti juga dipakai oleh orang – orang Tionghoa, Han = Handoko/ Handoyo.
“Opa Peter dengan pengalaman pendidikan militer dan intelijen memudahkan dalam pelacakan”, urainya. (R-1)