Dinilai Lalai, Segera Copot Kepala ULP PLN Sabu Raijua

Kepala ULP PLN Sabu Raijua, Virtus Gita Anggara, Foto: Tangkapan Layar NTTPos

Menia, Pelopor9.com - Tokoh masyarakat (Tomas) Sabu Raijua, Welem Kale, meminta manajemen Perusahaan Listrik Negara (PLN) segera mencopot atau menggantikan Kepala Unit Layanan Pelanggan (ULP) Sabu Raijua  PLN Sabu Raijua. 

 

Pasalnya, kepala ULP PLN Sabu Raijua tidak mampu memimpin dan selalu memberikan alasan klasik kepada pelanggan. 

 

"Saya sarankan Kepala PLN Seba (Sabu Raijua) sebaiknya diganti karena dia akan menyajikan 1001 alasan sedangkan itu ketidakmampuan dia (kepala ULP)",Kata Welem Kale kepada media ini,  Rabu (12/02/25).  

 

Lanjut WK, sapaan Welem Kale, bahwa berkaitan dengan pemadaman PLN di Sabu Raijua karena alasan kekurangan Bahan Bakar, hal itu kelalaian dari pemimpinnya. 

 

Sebab secara berkala pemimpin harus melakukan stok opname sehingga memasuki cuaca buruk atau angin barat seperti di Sabu Raijua, sudah menyiapkan stok untuk mengantisipasinya.

 

"Jangan beralasan kurangnya BBM. Anda (kepala ULP PLN) yang kurang peka terhadap fungsi pelayanan",tegasnya. 

 

Dia menyayangkan tidak ada langkah antisipasi dari PLN, membuat barang - barang elektronik masyarakat mengalami gangguan karena pemadaman listrik.

 

Dia menilai pelayanan PLN Sabu Raijua lebih buruk dibanding sebelum Sabu Raijua menjadi sebuah daerah otonom. 

 

"Masih mendingan dulu masih kecamatan. Sudah jadi Kabupaten kok pelayanannya masih amburadur seperti itu! Aneh kan",ujarnya. 

 

Kepala ULP PLN Sabu Raijua, Virtus Gita Anggara, mengatakan bahwa pemadaman berlangsung dari tanggal 10 hingga tanggal 14 Februari 2025. Pemadaman terjadi karena pasokan bahan bakar terhambat karena cuaca buruk.

 

Terakhir distribusi bahan bakar di Sabu tanggal 30 Januari, dimana tangki BBM PLN selama ini bisa sampai 16 HOP (Hari Operasi Pembangkit).

 

“Jika kami maksimalkan maka akan berdampak pada hari ke 4 akan terjadi pemadaman total ”, katanya seperti dikutip dari NTTPos.com, Rabu (12/02/25).

 

Salah satu warga yang tidak disebutkan namanya, bahwa pemadaman mencapai 10 jam sehari. Akibat dari pemadaman tersebut membuat signal telekomunikasi terganggu.

 

“Saat padam begini, sulit kita bekerja, jaringan internet tidak jadi. Mau WhatsApp tidak bisa. Sehingga kerja – kerja kita yang berhubungan dengan listrik dan internet sangat terganggu.

 

Dia menyayangkan pemadaman terjadi pada waktu beraktifitas warga seperti pemadaman pukul 7.00 – 12.00 Wita, pukul 17.00 – pukul 22.00. (R-1/*)