Suasana FGD Evaluasi Internal PMPB NTT di Cafee LiverPoll Desa Menia
Menia, Pelopor9.com – Kegiatan yang mendukung dan memperkuat Rintisan Program GEF SGP 7 untuk Keberlanjutan dan Resiliensi Sosial Ekologi Pulau Sabu Raijua dalam Perubahan Iklim yang dilakukan Perkumpulan Masyarakat Penanganan Bencana (PMPB) Nusa Tenggara Timur (NTT) telah berakhir.
Setelah 8 bulan mendampingi kelompok dan pelaku usaha masyarakat di Sabu Raijua, PMPB menggelar diskusi evaluasi internal dan refleksi exit strategy bersama mitra dan komunitas pada Rabu (27/8/25) di Café Liverpool, Desa Menia Kecamatan Sabu Barat.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 18.00 Wita itu menjadi wadah berbagi pengalaman, masukan, sekaligus harapan dari para mitra dan komunitas dampingan. Diskusi dipandu oleh Dany Wetangterah dari yayasan Tanabae selaku evaluator kegiatan melalui metode Focus Group Discussion (FGD).
Dalam sesi diskusi, pelaku UMKM VCO, Yesaya Do Lalu menyampaikan apresiasi atas dukungan PMPB melalui GEF SGP Fase 7 di bentang alam Sabu Raijua.
“Terima kasih telah membantu saya dengan Alat Pelindung Diri (APD) dan kemasan Produk. Namun jika ada kesempatan lain, saya masih membutuhkan mesin peras santan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ibu Martha Leo, yang menekankan manfaat pelatihan selama masa pendampingan. Beberapa pelatihan yang diikuti antara lain: Wirausaha sosial, Cara mengurus izin BPOM, serta cara mendapatkan sertifikat PIRT.
“Kami merasa terbantu dengan pelatihan-pelatihan ini karena sangat berguna untuk mengembangkan usaha kami ke depan,” ungkapnya.
Desa dampingan turut hadir, yakni: Desa Matei dengan produk minyak kelapa murni (VCO), Desa Raenyale dengan produk turunan lontar seperti stik, kecap, gula cair, dan gula semut, dan Desa Eilogo dengan produk gula cair evaporasi dan VCO.
Mitra dari Desa Lobohede dan Lederaga. Selain komunitas dampingan, kegiatan ini juga dihadiri media Pos Kupang dan Pelopor9.
Mitra GEF SGP yang juga hadir dalam kegiatan ini meliputi Perkumpulan Ecologi Rai Hawu, Yayasan Cemara, Yayasan Du Anyam, Yayasan Cis Timor, Perkumpulan Skolmus, dan Komunitas Iman.
Acara ditutup dengan makan malam bersama dalam suasana penuh keakraban. Di balik kebersamaan itu, terselip harapan besar agar produk-produk lokal Sabu Raijua terus berkembang, menghadirkan manfaat ekonomi bagi masyarakat, sekaligus menjaga kearifan lokal di bentang alam Sabu Raijua. (R-1)